Mohon tunggu...
rokhman
rokhman Mohon Tunggu... Freelancer - Kulo Nderek Mawon, Gusti

Melupakan akun lama yang bermasalah

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Sepak Bola dan Kerusuhan yang Brutal

19 Juni 2022   05:34 Diperbarui: 19 Juni 2022   05:50 648
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi kerusuhan fan bola. Foto: (afp/michel euler dipublikasikan kompas.com)

Tidak hanya sekali, tapi beberapa kali. Batu dilemparkan ke luar stadion. Itu kalau kena kepala langsung bercucuran darah kepalanya. Brutal sekali.

Mobil mobil yang diparkir di depan stadion hancur karena kena lemparan batu sebesar kepala manusia. Aku melihat itu dari area tak jauh dengan loket. Area yang terlindungi atap. Pemandangan lebih mengerikan adalah ketika penjual es campur, harus menunduk di balik gerobaknya. Menunduk sembari memakai helm.

Tentu dia tak berani lari. Sebab, ketika lari, bisa saja batu sebesar kepala dari dalam stadion menimpanya. Si pedagang itu, dagangannya hancur lebur. Tapi dia selamat.

Wah itu sangat bar bar. Mengerikan sekali, fenomena sekitar 15 tahun yang lalu itu. Saya pun berkhayal, jika ada aparat, pasti kewalahan menangani massa brutal seperti itu.

Lalu apa?

Ya hanya bisa mengatakan bahwa pertandingan sepak bola memungkinkan potensi rusuh. Apalagi antarklub yang memiliki "permusuhan" tinggi. Atau laga yang penting dan genting.

Ketika potensi itu terdeteksi, hendaknya semua yang terlibat membuat peraturan yang ketat dan peraturan itu dilaksanakan. Setidaknya potensi kerusuhan bisa sangat diminimalisir.

Saya masih ingat ketika Piala Asia 2007 di Indonesia. Saya nonton langsung laga Indonesia vs Arab Saudi. Pengamanannya benar-benar ketat.

Tak ada penjual makanan di dalam stadion GBK. Bahkan jika membawa minuman botol, maka petugas akan menyita botolnya dan minumannya dituangkan di plastik. Artinya, tak ada potensi melempar botol. Antrean tiket juga dibuat seketat mungkin.

Kembali ke pembahasan umum. Ketika pengamanan ketat, maka penonton juga harus tahu diri. Ya kalau tak punya tiket jangan masuk ke stadion. Jangan mengambil hak menonton ketika Anda tak membayar tiketnya. Jadilah penonton yang santun dan beradab.

Aku pikir potensi kerusuhan ada di manapun. Di negara yang sepak bolanya lebih baik dari kita, potensi kerusuhan selalu ada. Misalnya, Inggris, Argentina, Italia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun