Mohon tunggu...
rokhman
rokhman Mohon Tunggu... Freelancer - Kulo Nderek Mawon, Gusti

Melupakan akun lama yang bermasalah

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Ingat Burkina Faso, Ingat "Penyihir Putih" yang Dipermalukan Timnas Indonesia

18 Januari 2022   17:04 Diperbarui: 18 Januari 2022   17:31 1223
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ponaryo Astaman. Foto: KOMPAS.com/Firzie A. Idris

Burkina Faso mengikuti Piala Afrika 2021 yang dilaksanakan di awal 2022 ini. Bahkan, Burkina Faso sudah memastikan diri lolos ke babak gugur. Jika ingat sepak bola Burkina Faso, jadi ingat dokter penyihir putih.

Mulanya, Burkina Faso tak masuk dalam negara elite sepak bola Afrika. Negeri yang dulunya bernama Volta Hulu ini kalah nama dengan Kamerun dan Nigeria di awal sampai pertengahan dekade 90-an. Tapi, cerita berubah pada 1998.

Saat itu, Burkina Faso menjadi tuan rumah Piala Afrika. Sebagai tuan rumah, tentu Burkina Faso punya keuntungan. Tapi, skuat Burkina Faso tak terlalu mentereng.

Imbasnya, mereka tak terlalu diperhatikan. Tapi Burkina Faso dilatih Philippr Troussier. Troussier adalah sosok yang sudah familiar di benua Afrika kala itu. Sebab, pelatih asal Prancis ini memang melatih beberapa klub dan negara di Afrika.

Ternyata, di tangan Troussier, Burkina Faso mengejutkan. Burkina Faso bisa sampai semifinal, tapi kemudian dikalahkan Mesir yang jadi juara Piala Afrika 1998.

Kehebatan Troussier membawa Burkina Faso ke semifinal makin mengharumkan nama Troussier yang dapat julukan "Dokter Penyihir Putih" karena kehebatannya sebagai pelatih.

Tahun 1998 adalah mula Burkina Faso mengemuka di Afrika. Laju bagus Burkina Faso kembali muncul di Piala Afrika 2013. Saat itu mereka jadi runner up. Pada Piala Afrika 2017, Burkina Faso jadi juara tiga.

Jadi jika Burkina Faso di Piala Afrika kali ini jadi kuda hitam ya wajar saja. Sebab, di masa sebelumnya, mereka memang pernah mengejutkan beberapa kali.

Dipermalukan Garuda

Lalu bagaimana dengan Troussier? Setelah sukses bersama Burkina Faso, dia menjadi pelatih Afrika Selatan di Piala Dunia 1998. Namun, kala itu Afrika Selatan hanya sampai babak grup.

Kemudian, Troussier didapuk sebagai pelatih Jepang. Troussier jadi pelatih Jepang di Piala Dunia 2002. Troussier mampu membawa Jepang lolos sampai babak 16 besar.

Kemudian di Piala Asia 2004, Troussier melatih Qatar. Nah, di sinilah cerita pilu Troussier terjadi. Sihirnya melempem di tangan Timnas Indonesia.

Saat Piala Asia 2004, Qatar satu grup dengan Indonesia di grup A. Indonesia tidak dianggap kala itu. Tapi di laga perdana Indonesia secara mengejutkan mengalahkan Qatar 2-1. Gol Indonesia dibuat Budi Sudarsono dan tendangan spektakuler Ponaryo Astaman.

Setelah kekalahan Qatar itu, Troussier dipecat. Kisah pilu itu mencoreng karier Troussier. Seperti diketahui, Indonesia dan Qatar sama-sama tak lolos ke babak gugur.

Troussier setelah didepak Qatar, kemudian pindah ke tim lain. Terakhir, Troussier yang kini berusia 66 tahun melatih Timnas Vietnam U19 pada 2019 sampai 2021.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun