Mohon tunggu...
rokhman
rokhman Mohon Tunggu... Freelancer - Kulo Nderek Mawon, Gusti

Melupakan akun lama yang bermasalah

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Normalkah Ketika Tak Pernah Gesekan dengan Tetangga?

10 November 2021   06:10 Diperbarui: 10 November 2021   11:43 261
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi bertetangga. Foto: SHUTTERSTOCK/FIT ZTUDIO dipublikasikan kompas.com

Semenjak dewasa dan hidup mandiri, aku merasakan bagaimana bertetangga. Gesekan dengan tetangga pun seperti hal yang lumrah. Kepala yang berbeda kemudian muncul gesekan.

Tentunya gesekan yang masih bisa dimaklumi. Gesekan yang bisa diselesaikan dengan baik atau selesai dengan berjalannya waktu. Bukan gesekan yang sampai brutal dan saling baku hantam atau sampai ke ranah hukum. Atau gesekan yang berlarut-larut sampai anak cucu.

Macam-macam gesekan itu terjadi. Misalnya bagaimana mengasuh anak pun bisa dikomentari tetangga dan menimbulkan gesekan. Misalnya, secara tak sengaja tak menyapa tetangga, kalau di desa bisa jadi gesekan.

Misalnya lagi kalau saat ramai pesta demokrasi desa alias pilkades, antartetangga bisa saling gesekan. Jadi banyak macam gesekan dengan tetangga. Dari remeh temeh cara berjalan sampai pilihan kades.

Saya pun pernah gesekan dengan tetangga. Tapi saya bersyukur karena semua gesekan dengan tetangga itu bisa selesai. Saya bersyukur karena gesekan dengan tetangga itu tak membuat ketegangan berkepanjangan.

Tentu saya tak pernah mau ada gesekan, apalagi dengan tetangga. Tapi hidup itu memang berpotensi memunculkan gesekan. Kepala orang beda-beda. Hal baik pun tak selalu bisa diterima, apalagi ketika orangnya lagi banyak pikiran dan masalah.

Kadang memang nyesek ketika sedang ada pekerjaan berat harus diselingi gesekan dengan tetangga. Kadang ketika sedang ada masalah pribadi diselingi gesekan dengan tetangga.

Tapi ya begitulah hidup bertetangga. Jika tak pernah gesekan dengan tetangga, apakah hidupnya tak normal? Wah saya tak bisa menjawabnya. Sebab, masing-masing lingkungan memang berbeda.

Tapi aku pernah tak bergesekan sama sekali dengan tetangga selama beberapa tahun hidup di Jakarta. Hal itu terjadi saat hidup ngekost di Jakarta.

Ya mau bergesekan bagaimana, wong kenal tetangga saja tidak. Tahu nama tetangga saja tidak. Kerja pagi, pulang malam, tiap hari. Bahkan, siapa RT-nya pun tak tahu. Siapa RW-nya pun tak tahu. Siapa lurahnya pun tak tahu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun