Mohon tunggu...
rokhman
rokhman Mohon Tunggu... Freelancer - Kulo Nderek Mawon, Gusti

Melupakan akun lama yang bermasalah

Selanjutnya

Tutup

Olahraga Pilihan

Sepakat Atlet Kelas Dunia Dilarang Ikut PON

30 September 2021   14:43 Diperbarui: 30 September 2021   14:48 221
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Poster PON XX Papua 2021 dengan latar belakang Stadion Lukas Enembe. (DOK. Humas Kemenkominfo dipublikasikan kompas.com)

Beberapa tahun lalu, Imam Nahrawi mengungkapkan bahwa regulasi PON akan berubah. Salah satunya adalah bahwa atlet Indonesia yang sudah taraf internasional dilarang ikut PON. Saya tak tahu apakah omongan Imam Nahrawi itu diteruskan oleh Kemenpora saat ini?

Tapi, saya sepakat untuk satu hal itu dengan mantan Menteri Pemuda dan Olahraga Imam Nahrawi. Bagi saya, PON sudah bukan lagi bicara kedaerahan, tapi bicara pembibitan dan kepentingan nasional.

Beberapa tahun lalu, saya masih mendengar ada atlet kelas internasional masih turun di ajang PON. Mungkin daerah dari si atlet ingin menambah pundi medali, sehingga mereka yang level internasional ikut PON.

Contohnya ya atlet angkat besi Eko Yuli Irawan yang main di PON 2016. Padahal saat itu dia statusnya adalah atlet kelas dunia. Tentu bukan salah Eko Yuli jika dia tampil. Yang saya sayangkan adalah  KONI atau peserta PON. Harusnya mereka menahan agar atlet kelas dunia tidak main di PON.

Kalau atlet kelas dunia turun ke PON, tentu kemungkinan besar akan menang. Selain itu, tak ada persaingan yang bagus khususnya bagi para atlet muda. Kalau yang bangkotan dan berprestasi di level dunia masih turun, lalu ajang PON seperti dinilai sebagai ajang mendulang emas.

Kalau menurut saya, PON jangan lagi dimaknai sebagai gengsi daerah. PON hendaknya dimaknai sebagai kawah untuk para atlet muda. Sehingga, mereka punya ajang untuk menaikkan kemampuannya di PON.

PON hendaknya jangan dimaknai sebagai kepentingan daerah. Namun, PON dimaknai sebagai kepentingan nasional. Artinya, para atlet muda di daerah itu dipersiapkan dan dipertandingan di PON untuk mengasah jam terbang lebih baik. Gunanya, tentu saja untuk kepentingan Indonesia. Kelak, ketika para atlet muda itu naik daun main di Sea Games, mereka tak lagi demam panggung. Setidaknya iklim kompetisi yang ketat sudah mereka rasakan di PON.

Nah, kalau misalnya atlet kelas internasional masih bermain, tentu akan mengurangi peluang para atlet muda untuk berkembang. Menurut saya sih seperti itu. Lagi pula, atlet kelas dunia itu memiliki beberapa ajang kelas dunia yang lebih pas untuk mereka. Selain olimpiade juga ada kejuaraan dunia atau yang level benua seperti Asian Games.

Sekali lagi saya tak paham apakah omongan Imam Nahrawi itu menjadi kenyataan saat ini. Saya sih berharap jadi kenyataan. Bahkan PON tidak diperuntukkan bagi atlet dunia. Atlet dunia Indonesia itu banyak sekali. Selain Eko Yuli, ada pelatih Lalu Mohammad Zohri, ada atlet panahan, dan yang paling banyak tentu saja bulutangkis.

Memang ketika bicara Imam Nahrawi maka orang akan ingat tentang kasus yang menjeratnya. Namun, untuk omongan pembatasan atlet PON, saya sepakat seratus persen.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun