Pernah juga lihat video ceramah keagamaan, tapi ada iklan dewasanya. Kadang persoalannya adalah jempol yang tidak bersahabat.
Niatnya tentu ingin menambah pengetahuan agama atau pendidikan. Eh jempolnya secara tak sengaja malah mengklik iklan dewasa. Nah, terbukalah iklan dewasa. Panik ngga?
Kalau iklan dewasa terbuka, maka jadi ambyar. Apalagi yang imannya lemah dan letoi. Nah itulah yang kadang tak pas. Niatnya bagus, kepeleset dan malah lihat yang lain.
Satu ketika saya pernah tahu (saya lupa diberi tahu lewat ucapan atau tulisan). Intinya, si pemilik ruang maya itu ternyata juga bukan yang mengendalikan periklanan. Jadi, kata seorang teman, iklan itu dikendalikan oleh pihak ketiga.
Mungkin penjelasan itu masuk akal. Sebab, saat saya meluncur di blog milik orang luar Indonesia yang berbahasa Inggris atau Spanyol, iklannya pun iklan Indonesia.
Kan nggak mungkin juga pemilik blog luar negeri mengiklankan iklan dewasa khusus Indonesia?