Tulisan ini adalah hasil pengamatan pada orang-orang sekitar. Kemudian saya mencoba menyimpulkannya. Intinya, hobi atau kesukaan itu penting kala masa pensiun.
Setidaknya saya mengamati dua orang pensiunan pegawai negara. Keduanya mengalami masa yang sulit. Sebab, setelah pensiun, tak ada lagi yang bisa dilakukan.
Hobi pun tak punya. Setahu saya, sejak berkeluarga, mereka menjadi sosok yang gigih bekerja. Pagi berangkat kerja dan sore pulang ke rumah. Rutinitas berulang-ulang.
Ketika pensiun melanda, situasi kemudian memburuk. Tak ada yang bisa dilakukan atau tak ada yang membuat nyaman dilakukan. Karena mereka memang tak punya hobi.
Kondisi kesehatan pun makin memburuk. Mungkin karena bingung mau melakukan apa, jadi akhirnya kepikiran.
Teman mereka bagaimana? Sebab teman juga menjadi faktor penting di masa tua. Tapi umumnya semakin tua, teman semakin berkurang. Kalau pun ada, jarak rumah teman jauh dan tak mungkin berkendara sendirian di usia tua karena kesehatan sudah menurun.
Saya juga ada satu cerita lagi soal orang yang telah pensiun. Ceritanya ayah dari teman saya ini diperkenalkan oleh sang kakak tentang pertanian. Dikenalkan pertanian jelang masa pensiun sebagai pegawai negara.
"Aku sebenarnya tidak tega melihat bapak yang tua diajari bertani oleh kakak. Aku inginnya bapak di rumah saja," kira kira begitu kata teman saya.
Lalu dia kembali bercerita. "Ternyata perkenalan bapak dengan pertanian membuatnya tak pusing setelah pensiun. Sebab ada yang dilakukan. Kini di usia 70 an, bapak masih segar bugar," kata teman saya.
Hobi bertani atau berkebun yang dikenalkan jelang pensiun ternyata sangat bermanfaat setelah pensiun. Â Jadi, setelah pensiun ada yang dilakukan.
Beberapa petani atau pekebun yang aku lihat, memang terlihat segar dan bahagia di masa tua. Jadi, sekali lagi, ada yang dilakukan di masa pensiun.
