Mohon tunggu...
rokhman
rokhman Mohon Tunggu... Freelancer - Kulo Nderek Mawon, Gusti

Melupakan akun lama yang bermasalah

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Tak Percaya Covid-19 tapi Takut Covid-19

6 Juni 2021   19:44 Diperbarui: 6 Juni 2021   22:26 172
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi. Foto: kompas.com/kristianto purnomo


Mardi dan keluarganya memang tak percaya ada Covid-19. Lastri, istri Mardi bahkan sudah koar-koar kalau Covid-19 tidak ada. Kata mereka itu hanya akal-akalan orang untuk cari untung.

"Orang pilek biasa kok dibilang Covid-19. Itu orangnya juga bugar-bugar saja," kata Mardi, padaku.

Aku tentu tak mau banyak cing cong. Aku langsung samber saja pernyataan Mardi itu. "Ya aku doakan kamu kena Covid-19," kataku yang membuat wajah Mardi memerah.

"Kamu ga bisa gitu Son. Tak boleh mendoakan buruk pada orang lain," kata Mardi.

"Lho kenapa kamu bingung. Kan kamu ngga percaya ada Covid-19. Maka kalau aku doakan kena Covid-19, ya kamu harusnya santai saja, wong kamu ngga percaya ada Covid-19," kataku.

"Ya ngga bisa gitu Son," kata Mardi.

Aku sergah saja. "Mar, kamu itu aneh. Koar sana koar sini Covid-19 ngga ada. Kamu coba yakinkan orang lain bahwa Covid-19 adalah rekayasa. Kamu juga yakin kalau Covid-19 tidak ada. Kalau aku doakan kamu kena Covid-19, kok kamu bingung," kataku.

Aku nambahi lagi. "Kamu meyakinkan orang lain, tapi kamu sendiri tidak yakin. Bagaimana itu Mar?" Kataku yang membuat Mardi langsung pergi tak mau kelihatan batang hidungnya.

Mardi memang begitu. Kalau ngeyel luar biasa. Kalau diajak diskusi dan terpojok, langsung pergi. Nanti kalau sama orang lain, ceritanya macam-macam.

Mardi itu juga sering kontra dengan pemerintah desa. Pernah bilang desa sarang korupsi. Tapi dia tak pernah mau membuktikan, hanya ngomong saja. Di sisi lain, anehnya kalau ada bantuan, Mardi yang pertama kali maju.

Padahal dia tak miskin-miskin amat. Kalau tidak dapat bantuan marah-marah. Banyak warga desa yang hanya bisa geleng-geleng melihat Mardi.

Repot memang.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun