Namun, satu lagi yang lemah dari pemain 20 tahun ini adalah akurasinya. Dua tembakan ke gawang Sevilla nggak banget deh. Satu tembakan lemah, satu lagi tak tepat sasaran.
Dia melakukannya setelah berusaha dengan aksi individunya. Di menit 65, Vinicius pun punya kesempatan mencetak gol. Tak refleksnya buruk. Bola malah, melenceng ke samping gawang Sevilla.Â
Jadi selain soal kesan bermain individu, akurasi Vinicius juga tak istimewa. Dia sepertinya harus belajar dari Karim Benzema. Di laga melawan Sevilla di babak pertama, Benzema memiliki kesempatan mencetak gol di menit 30-an. Dengan situasi diadang dua pemain, Benzema masih bisa melepaskan tembakan pelan tapi menyulitkan kiper Sevilla, Bounou.
Sepertinya Vinicius memang harus belajar banyak. Bahkan, saya melihat Vinicius kesulitan mengambil posisi dalam beberapa kesempatan. Maka, jika dia tak banyak berubah, nasibnya bisa seperti Robinho. Masih ingat Robinho? Pemain yang pernah dijuluki Pele Baru.
Robinho ya menurutku sering nggocek bola dan tak progresif. Bola ya tidak banyak bergerak, hanya digocek di situ-situ saja. Kariernya tak lama di Madrid. Saat ke Manchester City juga tak terlalu istimewa. Agak mendingan kala di AC Milan. Setelahnya, orang lupa.
Nah Vinicius harus berubah. Tak perlu jauh-jauh, belajar dari Benzema saja. Belajar soal akurasi menendang, selain belajar memandang sepak bola sebagai area bekerja sama. Jika tak berubah, bisa saja dia tak pernah diberi bola oleh temannya.