Mohon tunggu...
rokhman
rokhman Mohon Tunggu... Freelancer - Kulo Nderek Mawon, Gusti

Melupakan akun lama yang bermasalah

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

Memasifkan Zakat Online dengan Syarat

6 Mei 2021   22:18 Diperbarui: 6 Mei 2021   22:30 455
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Zaman telah berubah. Banyak hal bisa dilakukan atau diselesaikan dengan hanya menggerakkan jari. Kenapa hal itu terjadi? Karena saat ini semua hampir bisa dengan online. Transaksi uang pun bisa dengan telepon genggam.

Di zaman yang telah maju ini, zakat pun bisa online. Zakat online menjadi makin perlu karena masa ini adalah masa pandemi. Zakat online memungkinkan orang untuk tidak ke mana-mana, cukup di rumah saja sembari menggerakkan jari.

Jika zakat online ini masif, maka orang bisa di rumah saja. Di rumah saja tentu dimaknai sebagai usaha untuk menghindari Covid-19 yang sampai saat ini masih merajalela. Hanya saja, salah satu problem terkait online ini adalah tidak semua orang familiar.

Tidak semua orang familiar dengan pembayaran online. Sekalipun sudah memiliki telepon genggam yang memadai, tetap saja belum paham dengan pembayaran online. Di sinilah saya pikir orang-orang yang mengurusi zakat bisa memasifkan zakat online.

Memasifkan dengan menggerakkan anak muda untuk melatih yang tua. Anak muda digerakkan melalui online untuk melatih orangtua. Atau kalau tidak, ya anak muda yang membayarkan zakat orangtuanya secara online.

Untuk tahun ini, anaknya yang membayarkan zakat secara online. Bisa jadi di kesempatan lainnya nanti, orangtuanya sudah bisa zakat online.

Lihat Situasi

Namun, tentu memasifkan zakat online juga harus melihat situasi. Maksud saya bahwa jika daerah itu memang daerah yang sejahtera, memasifkan zakat online tentu tak masalah. Namun jika daerah itu banyak tetangga yang membutuhkan, saya pikir kita tidak semuanya harus zakat online.

Masih perlu juga zakat konvensional. Karena begini, setahu saya zakat online akan terpusat pada lembaga zakat di "pusat" yang kemudian didistribusikan ke penerima. Nah, khawatirnya kalau semua zakat online sementara ada tetangga yang membutuhkan, nanti  bisa saja karena kesalahan teknis, tetangga malah tak dapat zakat.

Jadi, selain memasifkan zakat online, juga perlu melihat sekeliling kita. Jangan sampai kita menjadi bagian orang yang teriak membantu orang nun jauh di sana, tapi tak peka pada kondisi tetangga.

Memang, kadang teknologi itu memudahkan. Tapi jika tidak dikelola dengan cermat, teknologi malah  bisa menyusahkan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun