Romdhoni adalah lelaki yang baru saja lulus SMK, berusia 19 tahun. Beberapa bulan belakangan setelah lulus, Romdhoni kerja di bengkel milik Nasirun. Romdhoni kerja cukup bagus, cekatan, badan berotot.
Dia jatuh cinta dengan Yuni, janda tak beranak yang berusia 39 tahun. Gayung bersambut, Yuni yang jualan jamu keliling itu juga menaruh hati pada Romdhoni.
Kalau pagi-pagi sudah ada suara Yuni, "jamu, jamu," maka di situlah Romdhoni langsung bergegas. Dia merasa bahwa setelah minum jamu Yuni, makin kuat dan berotot.
Yuni pun sering curi-curi pandang. Lihat kekarnya tubuh Romdhoni. Apalagi di bagian lengan, wah itu yang disuka Yuni. Dalam hati Yuni mengaku ngga kuat kalau lihat lengan Romdhoni.
Cinta mereka terus merekah tiap paginya. Sampai kemudian keduanya memutuskan pacaran. Nah orang desa kami langsung merespons dengan suara miring. Romdhoni tak cocok dengan Yuni.
"Mereka itu mirip ibu dengan anak. Ngga pantes blas," kata Ningsih, mantan Romdhoni. Ningsih sebenarnya masih menaruh hati karena putusnya hubungan dengan Romdhoni hanya kesalahpahaman.
Tapi bukan hanya Ningsih, banyak yang tak sreg dengan kisah kasih Yuni dan Romdhoni. Ya karena jarak usianya terlalu jauh. Namun, ada juga yang tak mempermasalahkannya.
Pak Karman misalnya. Dia menilai cinta itu tak mengenal usia. "Aku nikah sama istriku saat istriku berusia 15 tahun, aku sudah 45 tahun. Buktinya tok cer," katanya.
Tapi memang lebih banyak yang tak sreg Yuni dan Romdhoni memadu kasih. Salah satu alasan lain adalah, ibu Romdhoni hanya terpaut setahun lebih tua dari Yuni. Kisah cinta kedua insan itu memang ditolak banyak orang.
Wak Samsu, tetua di desa kami akhirnya turun tangan. Dia bicara pelan pelan pada Romdhoni. Wak Samsu ingin agar desa tenteram. Di desa, pernikahan hendaknya menentramkan dan membahagiakan.
Wak Samsu terus mendekati Romdhoni, selain itu mencoba membuat siasat agar Romdhoni tak bertemu Yuni. "Rom, kamu masih muda. Ibumu pun usianya 11 12 dengan Yuni. Orang desa sini tak sepakat. Karena mereka peduli padamu. Kamu perlu mencari wanita yang selevel denganmu. Apalagi, wanita itu kan ngurus suaminya. Nah kalau istrimu lebih tua, nanti malah kamu yang ngurus," kata Wak Samsu satu ketika.
