Mohon tunggu...
rokhman
rokhman Mohon Tunggu... Freelancer - Kulo Nderek Mawon, Gusti

Melupakan akun lama yang bermasalah

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

Ramadan, tentang Kontradiksi Indah yang Dirindukan

16 April 2021   08:46 Diperbarui: 16 April 2021   08:49 490
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Salat saat Ramadan di masa pandemi. foto: kompas.com/taufiqurrahman

Saya pikir, Ramadan adalah dua hal berlawanan yang bercampur indah. Kenapa berlawanan? Karena Ramadan adalah waktunya untuk menahan hawa nafsu, namun juga berjemurnya keceriaan.

Menahan hawa nafsu adalah kondisi yang tak mudah. Yang biasanya bisa makan dan minum di siang hari, kini tak lagi makan dan minum siang hari. Jika biasanya makan dan minum menyelingi  beraktivitas siang hari, kini tak lagi makan minum ketika beraktivitas siang hari.

Bahkan, Ramadan membuat kita untuk menahan hawa nafsu yang lain. Jika misalnya, seperti kata Kompasianer Pak Syafei, bisa bergumul ria di pagi hari dengan suami atau istri, maka di Ramadan tak bisa lagi.

Lebih luas lagi, kita juga diminta menjaga panca indera untuk kemudian kembali kita terapkan di bulan setelah Ramadan. Jadi, Ramadan mengendalikan diri dari godaan hawa nafsu.

Namun, Ramadan juga keceriaan. Lihatlah bagaimana banyak muslim ceria menyambut Ramadan. Ceria dengan menghias rumahnya menjadi lebih enak dipandang. Ceria karena bertemu dengan bulan penuh rahmat.

Ya sebuah kontradiksi yang indah. Kita ditahan, tapi juga berceria. Lebih ceria lagi saat akan berbuka. Tapi, saat berbuka pun disarankan tak berlebihan.

Bayangkan saja, lapar dari sebelum Subuh, begitu berbuka alias boleh makan, tak boleh berlebihan. Tapi ya ceria saja.

Ada kegembiraan di Ramadan. Lihatlah bagaimana potret ritual Ramadan di banyak tempat di muka bumi. Pancaran wajah-wajah orang yang  bahagia.

Kontradiksi indah Ramadan itulah yang selalu saya rindukan. Kontradiksi indah yang dilakukan oleh banyak manusia.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun