Mohon tunggu...
rokhman
rokhman Mohon Tunggu... Freelancer - Kulo Nderek Mawon, Gusti

Melupakan akun lama yang bermasalah

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Gatot Bicara Soal "Robek Surat dari Jokowi"

26 September 2020   13:26 Diperbarui: 26 September 2020   13:44 358
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gatot Nurmantyo. foto: KOMPAS.com/Andi Hartik

Mantan Panglima TNI Jenderal (Purn) Gatot Nurmantyo belum selesai membuat pernyataan. Setelah bicara soal PKI, Gatot kemudian bicara soal "robek surat dari Jokowi".

Seperti diketahui, beberapa hari lalu Gatot bicara soal adanya PKI gaya baru. Selain itu, dia juga mengungkapkan bahwa dirinya dicopot dari jabatan sebagai Panglima TNI karena meminta jajarannya menonton film G 30S PKI. Pernyataan Gatot ini sudah dibantah oleh pihak Istana.

Setelah menggelontorkan isu PKI, Gatot kemudian berbicara tentang masa ketika dirinya akan dijadikan Panglima TNI. Hal itu dikemukakan Gatot ketika diwawancarai TVOne dan dikutip Kompas.tv, Jumat (25/9/2020).

Gatot menceritakan bahwa kala itu dia ditelepon Ketua DPR Setya Novanto. Lalu, Setya Novanto menjelaskan bahwa dia menerima surat dari Presiden Jokowi. Isi surat itu adalah, mengusulkan Gatot menjadi Panglima TNI.

Lalu, Novanto bertanya tentang tindak lanjut dari surat itu. Gatot pun memberikan jawaban. Pertama surat itu bisa disobek-sobek dan masukkan ke tong sampah. Kedua, tersebut Setya Novanto. Jawaban Gatot itu menjelaskan bahwa dia  tak berkeinginan posisi itu. Atau dalam tebakan saya, Gatot ingin menjelaskan bahwa dia tak gila jabatan.

Lalu apa makna dari dua hal yang diungkapkan Gatot dalam beberapa hari berselang. Tentu yang mengetahui adalah Gatot sendiri. Namun, jika saya memprediksi, ini adalah bagian dari upaya Gatot untuk membranding dirinya. Saya menduga pun ini adalah bagian strategi Gatot untuk bisa maju di Pilpres 2024.

Pada isu PKI, saya pikir Gatot ingin mendapatkan simpati. Dia ingin menunjukkan posisinya. Sehingga, simpati publik akan mengalir padanya. Saya menduga seperti itu. Bisa saja dugaan saya salah. Kedua, soal "merobek surat", saya pikir Gatot ingin menjelaskan bahwa dia tak gila jabatan.

Ketika dia menjelaskan tak gila jabatan, harapannya publik juga simpati padanya. Saya menduga juga bahwa Jenderal Gatot akan sering mengeluarkan statemen untuk menyetabilkan posisi dirinya di mata publik. Ketika dia sering muncul di media, maka memori publik pada dirinya akan makin kuat.

Jika memori publik pada dirinya menguat, bisa juga meningkatkan elektabilitasnya. Ini tentu akan jadi senjata menggiurkan jika dia berencana maju di Pilpres 2024. Jika yang bersangkutan memiliki modal popularitas dan elektabilitas yang mumpuni, sepertinya banyak parpol yang akan meminang Jenderal Gatot.

Tapi tentu saja, jika isu yang digulirkan tak menarik, atau cenderung blunder, malah bisa jadi masalah. Bisa-bisa elektabilitas Jenderal Gatot akan makin nyungsep. Maka, tak sembarang isu bisa digulirkan untuk menaikkan popularitas.

Namun, seperti yang pernah saya tulis, calon dari nonpartai memang harus bekerja dengan sangat keras untuk bisa maju di pilpres. Jika nonpartai hanya memiliki elektabilitas kecil, ya akan sulit ada parpol yang mau meminang. (*)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun