Harusnya malu ketika ada pilkada, parpol tak memiliki kader yang diajukan ke pilkada. Ini kan ibaratnya, mau main kompetisi sepak bola ada klubnya, tapi tak punya pemain. Bayangkan betapa malunya pendukung klub jika klub itu gagal kompetisi karena tak memiliki pemain. Klub itu hanya punya pengurus dan pelatih, tapi tak memiliki pemain.
Selain itu, parpol juga harus tanggung jawab yakni dengan ikut menjadi peserta dalam pilkada, asal punya kursi. Jangan sampai punya kursi di DPRD, tapi tak mendukung atau mengusung calon di pilkada. Parpol pemilik kursi harus diwajibkan mendukung calon.
Kalau parpol boleh tak mengusung calon, khawatirnya calon tunggal akan makin marak. Sebab, parpol yang sudah merasa kalah sebelum tanding, mending tak ikut cawe-cawe di kontestasi. (*)