Mohon tunggu...
rokhman
rokhman Mohon Tunggu... Freelancer - Kulo Nderek Mawon, Gusti

Melupakan akun lama yang bermasalah

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Anji-Hadi Pranoto dan Pelajaran Pernikahan

12 September 2020   09:01 Diperbarui: 12 September 2020   09:02 95
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Anji (kanan) dan Hadi Pranoto. foto: tangkapan layar YouTube dipublikasikan Kompas.com

Masih ingat musisi Anji dan Hadi Pranoto? Duet maut itu pernah menggemparkan jagat maya karena perbincangan soal obat Covid-19. Alur cerita dua insan ini bisa menjadi pelajaran tentang pernikahan agar tak cerai di kemudian hari.

Beberapa waktu lalu, Anji dan Hadi Pranoto begitu mesra. Mereka membangun hubungan yang syahdu di dunia maya. Anji adalah pihak pewawancara dan Hadi adalah yang diwawancara. Dalam wawancara itu, Hadi mengklaim menemukan obat untuk Covid-19.

Namun, rempongnya warganet ternyata berbuah petaka pada keduanya. Sorotan tajam pada kedua anak manusia itu tak berhenti dalam beberapa hari. Sebab, kredibilitas Hadi dipersoalkan. Sematan "professor" pada Hadi juga dipersoalkan.

Wartawan kemudian mengusut ke sana ke mari soal sematan "professor" pada Hadi. Hasilnya? Hadi bukan professor. Kedua insan itu akhirnya terpojokkan dan dipolisikan. Kini, ketika keduanya dipolisikan, keduanya cek cok.

Melalui pengacara masing-masing keduanya saling menyerang. Saya mengutip berita di detik.com, jika pengacara Hadi menilai bahwa Anji lah yang bersalah karena menyebarkan video wawancara penemuan obat Covid-19. Di sisi lain, pengacara Anji menilai bahwa Hadi lah yang salah karena membangun kredibilitas palsu.

Niat Saja Tak Cukup

Saya hanya menyimpulkan saja. Barangkali kesimpulan saya salah. Relasi Anji dan Hadi adalah relasi di tengah pandemi. Mungkin keduanya memiliki niat untuk memberikan informasi pada khalayak bahwa ada obat Covid-19 made in Indonesia.

Namun, niat itu tak dibarengi dengan standar yang baik. Ibaratnya, punya niat baik tanpa standar yang baik bisa bermasalah. Apa standar yang tak baik itu? Tak ada konfirmasi soal status Hadi. Anji serta merta menyiarkan pada khalayak tanpa kejelasan status Hadi.

Saya pun menduga, Anji tak tahu rekam jejak Hadi. Buktinya, Anji menyebut professor dan ternyata Hadi bukan professor. Anji, mungkin mendapatkan informasi berdasarkan katanya, khususnya katanya yang tak valid.

Maka, ketika dulu mesra, kini keduanya cek cok. Harusnya jika keduanya memiliki kesamaan visi dan penyatuan hati, maka ketika digoncang masalah, keduanya tak akan cek cok. Anji dan Hadi, bisa saling menguatkan ketika dirundung masalah bersama.

Bagi saya, potret dua orang terkenal ini bisa jadi pelajaran berharga dalam hal pernikahan. Sebab, sekalipun kedua insan ini bukan suami istri (tak mungkin juga karena sama-sama laki-laki), tapi relasi keduanya ya mirip-mirip dengan pernikahan.

Maka, ketika menikah, relasi antar kedua insan itu harus saling tahu. Tidak seperti Anji dan Hadi, tidak saling tahu langsung sikat. Saling tahu itu penting. Saling tahu bisa dengan banyak macam. Mencari tahu dari teman, mencari tahu dari keluarga, mencari tahu dari orang dekat, mencari tahu secara langsung.

Setelah tahu, maka harus ada visi yang sama. Kedua insan harus memiliki kesamaan pandangan. Kalau visinya beda, maka akan menyusahkan. Kalau visinya berbeda, ketika dihantam masalah akan saling menyalahkan. Ya seperti pihak Anji dan Hadi.

Selain itu harus intim luar dalam. Jangan hanya intim di depan kamera, tapi begitu di luar kamera sering berantem. Intim atau hubungan yang baik itu harus ditunjukkan di dalam dan di luar kamar. Keintiman itu hanya bisa terjadi jika saling memahami. Coba kalau Anji dan Hadi saling memahami. Kan ceritanya ngga bakal seruwet ini.

Maka, kalau pernikahan tanpa mengenal, tanpa visi yang sama, tanpa keintiman, yang terjadi adalah cek cok dan berujung perceraian. Saya pikir banyaknya perceraian juga bisa dilihat dari fenomena umum relasi manusia di Indonesia. Ya relasi yang tak mendalam seperti Anji dan Hadi. Relasi yang mudah goyah dengan tekanan dan iming-iming. (*)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun