Mohon tunggu...
rokhman
rokhman Mohon Tunggu... Freelancer - Kulo Nderek Mawon, Gusti

Melupakan akun lama yang bermasalah

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Gatot dan Sulitnya Non-Parpol Nyapres

6 September 2020   09:10 Diperbarui: 6 September 2020   09:02 595
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Jenderal (Purn) Gatot Nurmantyo. Kompas.com

Mantan Panglima TNI Jenderal (Purn) Gatot Nurmantyo adalah nama yang disebut sebagai salah satu kandidat calon presiden (capres) pada 2024. Namun, jalannya tentu tak mudah karena dia bukan orang parpol.

Sejak Pemilu 1999, nama capres selalu representasi parpol. Pada pemilihan presiden oleh MPR di 1999 dua kandidat yang maju adalah representasi partai politik. Megawati Soekarnoputri adalah Ketua Umum PDIP dan Abdurrahman Wahid (Gus Dur) adalah Ketua Dewan Syuro PKB.

Seperti diketahui, pemilihan Presiden 1999 dimenangi Gus Dur. Pada Pilpres 2004, pemilihan dilakukan langsung oleh rakyat. Saat itu ada lima capres. Mereka semua adalah representasi parpol.

Megawati adalah Ketua Umum PDIP, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) adalah pendiri dan tokoh Partai Demokrat. Amien Rais adalah representasi PAN, Hamzah Haz adalah Ketua Umum PPP. Wiranto adalah representasi Golkar.

Di Pilpres 2009, tiga calon presiden juga adalah orang parpol. Jusuf Kalla adalah Ketua Umum Partai Golkar, Megawati Ketua Umum PDIP, SBY Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat.

Di Pilpres 2014 dan 2019, kontestannya hanya dua dan mereka orang parpol. Jokowi adalah kader PDIP dan Prabowo adalah Ketua Umum Partai Gerindra. Fakta orang parpol yang maju capres selama ini tentu menjadi tantangan bagi orang nonparpol untuk masuk jadi capres.

Seperti diketahui, sesuai dengan UUD 1945, untuk menjadi capres harus melalui parpol. Karena itu, tak ada ruang calon independen di pilpres. Mereka yang akan nyapres harus diusung parpol.

Bagi orang nonparpol, satu-satunya cara adalah menawarkan diri ke parpol untuk jadi capres. Tapi tentu saja parpol akan berpikir berkali-kali ketika mencalonkan orang nonparpol jadi presiden.

Ada banyak pertimbangan politik mengapa parpol sulit mencalonkan orang bukan parpol jadi presiden. Salah satunya tentu saja keterikatan calon dengan parpol akan lemah. Sehingga, relasi parpol pengusung dengan yang diusung tidak kuat.

Bisa saja, parpol akan sulit mengendalikan calon terpilih. Hal itu pernah terjadi di pilkada sebuah daerah. Ada calon yang "meminjam" kendaraan parpol dan terpilih. Setelah terpilih, calon dan parpol pengusung malah jalan sendiri. Menurut saya, hal itulah yang akan menyulitkan parpol mengusung orang nonparpol dalam pilpres.

Konvensi
Salah satu cara yang paling memberi kesempatan besar bagi orang nonparpol adalah konvensi. Namun, hal itu pun bukan menjadi sesuatu yang lumrah. Setahu saya selama ini baru ada dua konvensi. Dari dua konvensi, satu konvensi tak bisa "menghasilkan".

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun