Mohon tunggu...
rokhman
rokhman Mohon Tunggu... Freelancer - Kulo Nderek Mawon, Gusti

Melupakan akun lama yang bermasalah

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

Dirayu untuk Berutang, Saat Tak Bisa Bayar Ditekan

8 Agustus 2020   07:07 Diperbarui: 8 Agustus 2020   07:08 94
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi kompas.com/gerry a lotulung

Sebagian kita masuk dalam logika yang tak saya pahami. Mungkin saya saja yang tak bisa memahaminya. Logika soal berutang.

Satu ketika di waktu lampau ibu saya pernah didatangi seseorang. Dia memberi rayuan agar ibu saya mau berutang. Nilainya cukup banyak lah yang ditawarkan. Lalu, dijelaskan keuntungan berutang padanya.

Saya yang mendengar percakapan itu, langsung berpikir, "masa utang dikatakan untung". Yang namanya utang ya utang yang harus dibayar. Menjelaskan keuntungan cara pembayaran tak mengubah substansi bahwa utang harus dibayar.

Cara-cara merayu itu muncul di banyak tempat. Cara merayunya, wah sangat "menggairahkan". Orang yang dirayu itu tentu ada yang "terjebak". "Terjebak" maksudnya adalah terjebak utang.

Nah, kadang yang merayu tak lihat kondisi ekonomi yang dirayu. Asal dapat konsumen, maka kerjaan beres. Sekarang bayangkan saja, ketika yang dirayu ekonominya pas-pasan. Lalu dia memutuskan berutang. Problemnya adalah apakah utang bisa dibayarkan tepat waktu?

Itu jadi problem. Nah, ketika yang berutang itu tak bisa membayar sesuai waktunya, tekanan demi tekanan dilancarkan. Orang yang kena rayuan, berutang, dan tak bisa bayar tepat waktu adalah mereka yang terjebak dua kali.

Terjebak utang dan terjebak tak bisa bayar utang tepat waktu. Kalau tak bisa bayar utang tepat waktu, tekanannya luar biasa. Tekanan luar biasa itu pernah dialami teman saya.  Dia terjebak utang karena dinakali sama kolega bisnisnya. Utangnya luar biasa banyak.

Tiap hari rumah teman saya didatangi penagih utang. Apa yang dilakukan teman saya? Tiap hari dia pasti keluar rumah jam 5 pagi dan pulang jam 11 malam. Dia lakukan itu untuk menghindari penagih utang. Lalu saya bertanya padanya. "Selama jam 5 pagi sampai jam 11 malam kamu ke mana saja?" Tanyaku.

"Wah aku pokoknya keluar saja. Entah ke mana, yang penting tak ada di rumah. Kalau di rumah pasti didatangi penagih utang dan..." ujarnya. Kini utang si teman sudah lunas setelah menjual banyak aset berharga.

Soal Keadaan

Berutang bagi sebagian orang adalah pilihan. Artinya orang itu memiliki pilihan untuk berutang atau tidak. Orang jenis ini cenderung merdeka memutuskan sikapnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun