Mohon tunggu...
rokhman
rokhman Mohon Tunggu... Freelancer - Kulo Nderek Mawon, Gusti

Melupakan akun lama yang bermasalah

Selanjutnya

Tutup

Beauty Artikel Utama

Beda Acara, Beda Maskernya

20 Juli 2020   09:12 Diperbarui: 21 Juli 2020   12:00 462
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi masker kain. (sumber: Bill Roque via kompas.com)

Masa pandemi, masker menjadi wajib bagi yang sadar. Kewajiban bermasker memunculkan ladang bisnis baru, yakni memproduksi masker.

Sebenarnya membuat masker polos saja tak masalah yang penting fungsinya. Sama seperti memakai pakaian, polos saja tak masalah yang penting fungsinya. Namun, kreasi manusia memang bisa menggila.

Masker tak lagi dipandang hanya dari fungsinya. Masker juga dipandang dari menariknya. Ya mungkin supaya menarik perhatian. Kan memang sebagian manusia akan merasa "ada" jika bisa menarik perhatian.

Jadi, ada orang kalau nggak unik atau aneh, merasa ada yang kurang. Akhirnya muncul masker bermotif macam-macam. Namun, persoalan bisa muncul jika masker motif aneh-aneh itu malah dinilai tak sopan.

Maka, bisa jadi masker itu akan seperti pakaian. Artinya, menyesuaikan dengan acaranya. Beda acara beda maskernya. Berikut beberapa acara yang berbeda dan bisa pakai masker beda, agar tak dituduh macam-macam.

Acara Kantor

Kalau kerja saya pikir pakai masker yang polos saja. Warnanya terserah apalah. Selain itu, menurut saya bisa juga polos tadi diberi nama di maskernya. Misal masker polos diberi nama "Gibran". Supaya orang tahu bahwa yang memakai masker itu Gibran.

Acara di kantor adalah acara resmi. Jangan sampai identitas tak terlalu dikenali karena memakai masker. Kalau pakai masker polos dan ada namanya kan mudah dikenali.

Tempat Ibadah

Untuk ke tempat ibadah, pakai masker polos juga. Tapi, kalau punya yang cenderung dimaknai bersih, misalnya warna putih atau warna yang terang. Sehingga, ada kesan cerah dari orang yang beribadah.

Kalau bisa di tempat ibadah tak pakai masker gelap. Sudah kulitnya gelap maskernya gelap. Nanti makin tak dideteksi. Tapi kalau punyanya gelap ya tak masalah juga. Jangan dipaksakan kalau tak punya.

Acara RT-an

Kumpulan RT atau warga juga perlu pakai masker. Tentunya jaga jarak. Nah di acara seperti ini, motif masker bisa dipakai. Misalnya pakai masker bermotif kumis tebal, seperti Wali Kota Solo. Acara-acara semi formal ini memang perlu santai.

Atau bermotif bunga-bunga. Bapak-bapak pakai masker bermotif bunga tak masalah kan. Atau kalau yang merasa kaya dan ingin diketahui kekayaannya, pakai masker bermotif uang. Intinya masker bermotif bisa digunakan di acara seperti RT-an.

Pasar

Di pasar, pakai masker bermotif juga tak masalah. Bahkan, ini adalah tempat yang bisa membuat Anda mengekspresikan diri atau menarik perhatian. Apalagi pedagangnya, kalau perlu pakai masker aneh.

Buat pedagang, misalnya pakai masker bergambar senyuman bibir, bergambar hati, bergambar kotak amal, dan macam-macam. Bagi pedagang menarik perhatian pembeli dengan masker saya pikir tak masalah.

Ke Rumah Calon Istri

Kalau ke rumah calon istri, bawa dua masker. Masker pertama dipakai saat ketemu calon istri. Maskernya ada tulisannya. Misalnya, "tanpamu hidupku seperti kopi tanpa pisang goreng". Atau tulisan yang lebih romantis, "aku tak bisa tidur tanpa melihatmu". Atau apalah terserah.

Masker kedua dipakai kalau ketemu calon mertuanya. Ada tulisannya juga. "Calon menantu idaman", misalnya begitu. "Kujaga anak bapak, seperti bapak menjaga ibu", atau seperti itu.

Tapi harus sigap kalau bawa dua masker. Jangan sampai masker untuk ketemu calon istri dipakai untuk ketemu calon mertua. Bisa langsung finish hubungannya.

Contoh-contoh di atas menjelaskan bahwa masker pun bisa dibuat banyak sesuai acaranya. Satu orang pun bisa punya masker banyak, seperti punya banyak pakaian. Ini jadi lahan baru untuk berbisnis. Silakan dibuat masker seramai mungkin. Saya yang jadi penikmat saja. (*)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Beauty Selengkapnya
Lihat Beauty Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun