Mohon tunggu...
rokhman
rokhman Mohon Tunggu... Freelancer - Kulo Nderek Mawon, Gusti

Melupakan akun lama yang bermasalah

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Pensiun Dini Bukan Berarti Mati

13 Juli 2020   05:50 Diperbarui: 13 Juli 2020   05:48 147
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi. Sumber foto shutterstock dipublikasikan kompas.com

Bagi sebagian pekerja atau pegawai, pensiun adalah dunia gelap. Buktinya, tak sedikit orang yang secara lahir dan batin drop setelah masa pensiun tiba. Bahkan, ketika pensiun dini, gelap masa depan seperti datang lebih cepat.

Namun, sejatinya pensiun bisa memunculkan pengalaman baru dan kehidupan baru. Semakin cepat pensiun, maka semakin cepat mendapatkan pengalaman baru dan kehidupan baru.

Saya akan coba menuliskan terlebih dahulu pengalaman beberapa orang yang drop karena pensiun. Setelahnya, saya akan coba mengimajinasikan beberapa hal baru yang bisa dilakukan ketika orang pensiun.

Ada beberapa orang yang mengalami masa gelap setelah pensiun. Hal ini biasanya terjadi pada mereka yang tak memiliki hobi atau aktivitas lain selain kerja. Jadi, hidupnya dipenuhi dengan rutinitas kerja, khususnya kerja kantoran.

Pukul 07.00 pagi berangkat kerja dan pukul 16.00 pulang kerja. Aktivitasnya selalu seperti itu. Saat sampai di rumah hanya rasa letih yang mendera. Akhirnya, hanya bisa tidur ketika sampai di rumah. Karena rasa letih yang luar biasa itu, kalau sudah pulang ke rumah enggan bepergian lagi.

Mereka yang berdedikasi tinggi pada pekerjaan adalah hal yang sangat baik. Namun, melupakan kebutuhan pribadi karena dedikasi kerja yang tinggi, saya pikir bukan pilihan yang menarik untuk sebuah kehidupan.

Jika hanya berdedikasi tinggi pada pekerjaan, maka Anda memang akan diberi 10 jempol oleh atasan Anda. Mungkin Anda akan memiliki karier yang cemerlang. Tapi, selain itu apa? Tak ada. Karena terlalu berdedikasi dengan pekerjaan jadi lupa dengan anak yang butuh perhatian, jadi lupa bahwa kita perlu melangkahkan kaki untuk melihat dunia yang rumit ini.

Maka, ketika kesibukan amat sangat sebagai pekerja menjadi kesibukan tunggal, rasa kehilangan itu akan sangat besar ketika pensiun tiba. Saat pensiun, tak ada lagi aktivitas berangkat kerja pagi hari. Tak ada lagi kesibukan di kantor. Tak ada lagi aktivitas mampir rumah makan setelah pulang kerja.

Semua rutinitas itu hilang dan tak bisa dilakukan ketika pensiun tiba. Kan ngga lucu sudah pensiun, tetap berangkat kerja, kerja, makan di kantor. Sudah pensiun kok ngantor. Maka mereka yang masih bermain di kantor sekalipun sudah pensiun, itu adalah indikasi kuat orang-orang kesepian. Sama dengan sudah lulus kuliah masih main di kampus melulu.

Nah, karena aktivitas yang berubah ketika pensiun itulah membuat orang bisa drop. Tak ada lagi yang bisa dikerjakan. Sebab, selama berpuluh tahun hanya melakukan pekerjaan yang sama di kantor. Sepi akhirnya.

Karena terlalu sibuk dengan urusan kantor, berbicara dengan anak pun tak bisa. Sebab, tak tahu psikologi anak. Selama ini, berhubungan dengan anak hanya ketika anak lagi meminta sesuatu. Selebihnya tak pernah berbicara dari hati ke hati dengan sang anak.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun