Mohon tunggu...
rokhman
rokhman Mohon Tunggu... Freelancer - Kulo Nderek Mawon, Gusti

Melupakan akun lama yang bermasalah

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Ujian Online Kelas 1 SD, Mengerjakan Murid atau Orangtua?

2 Juni 2020   10:45 Diperbarui: 3 Juni 2020   04:11 2594
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto hanya ilustrasi. Siswa kelas 1 menjalani hari pertama sekolah di SDN 01 Menteng, Jakarta Pusat, Senin (18/7/2016). Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 23 Tahun 2015 tentang Penumbuhan Budi Pekerti berisi, antara lain, tentang keterlibatan orangtua dalam pendidikan anak. Salah satu hal yang ditekankan ialah kewajiban orangtua mengantar anak ke sekolah pada hari pertama tahun ajaran baru. (KOMPAS.com / GARRY ANDREW LOTULUNG)

Petang kemarin usai salat Maghrib, saya berbincang dengan istri di teras rumah. Di hari kelahiran Pancasila itu, kami membicarakan soal ujian anak SD, khususnya SD kelas 1, yang akan dilaksanakan esok harinya atau hari ini. Karena masih masa pandemi, tentu saja ujiannya dilakukan secara online.

Istri saya bercerita bahwa pada hari-H ujian, sebagian ibu-ibu akan berkumpul di rumah seorang ibu yang memiliki jaringan wifi. Hal itu dilakukan agar katanya mudah saat mengerjakan ujian online. Katanya, ujiannya memakai google form.  

Saya langsung bertanya, memang anak SD yang masih kelas 1 itu bisa mengoperasikan google form? Lalu, kalau tidak bisa mengoperasikan google form, bagaimana? Tentu saja istri saya menjawab bahwa ibu-ibu dari masing-masing murid yang akan mengoperasikan google form itu.

Istri saya bercerita bahwa di hari H itu, para ibu-ibu akan berkumpul di rumah ibu yang memiliki jaringan wifi. Terus kerumunan dong? Kan masih Covid-19? Mungkin dengan menjaga jarak. Para ibu-ibu itu katanya  akan membawa masing-masing anaknya.

Imajinasi saya adalah sang ibu membacakan soalnya dan opsi jawabannya karena pertanyaannya kemungkinan pilihan ganda. Setelah itu, si anak menjawab dan si ibu menyentuh jawaban di telepon genggam sesuai dengan pilihan dari anaknya.

Pertanyaannya, bagaimana kalau anaknya salah menjawab sementara sang ibu mengerti jawabannya? Apakah si ibu akan tetap menyentuh jawaban sesuai dengan jawaban anaknya? Saya kok tidak yakin lho.

Apalagi ada pepatah yang menyebutkan "kasih ibu sepanjang masa". Apakah tega si ibu memberikan jawaban yang salah, sementara dia memiliki kesempatan untuk membenarkannya?

Atau bisa jadi si ibu memberi penekanan. Misalnya begini kata sang ibu ketika membaca soal dan jawaban. "Rajin pangkal pandai, hemat pangkal....a. miskin, b. boros. c. kaya....Rajin pangkal pandai, hemat pangkal ka...." Kata si ibu. Maka si anak pun tinggal nambahin, "ya". Mungkin itu strateginya ketika si anak kesulitan menjawab.

Tapi itu hanya dugaan saya saja. Bisa saja dugaan saya meleset. Bisa saja si ibu atau si bapak tetap memberikan jawaban di telepon genggam sesuai dengan jawaban anaknya. Nah, kalau semua jawaban si anak salah bagaimana? Wah ya....

Tulisan ini hanya sebuah gambaran bagaimana kerepotan akan muncul saat sekolah online di masa pandemi, khususnya bagi mereka yang masih SD kelas 1. Apalagi, setahu saya tidak semua anak SD kelas 1 sudah bisa membaca dengan lancar.

Sebagian anak kelas 1 SD tak bisa mengoperasikan telepon genggam, sekalipun orangtua mereka memiliki telepon genggam. Bahkan, ada juga orangtua murid yang tak memiliki telepon genggam canggih yang bisa buat WA dan sejenisnya.

Selain itu, guru kelas 1 SD juga pasti akan kesulitan. Sebab, anak kelas 1 SD memang lebih mudah dilatih ketika berhadapan langsung. Jika ada yang salah langsung bisa dikoreksi dengan mendekati si anak. Sementara, jika dilatih melalui dunia maya akan kerepotan. Pelatihan atau pendidikan melalui dunia maya, jika ada yang salah, tak bisa langsung dikoreksi karena membutuhkan jeda waktu.

Bagi saya, masa pandemi ini menjadi masa paling sulit untuk anak SD kelas 1 dan juga anak TK dan PAUD. Di usia dini seperti mereka, membutuhkan bimbingan langsung dari sang guru. 

Memang ada juga orangtua yang bisa menjalankan tugas dengan baik ketika sekolah online. Namun, tidak semua orangtua memiliki waktu yang sama.

Ada orangtua yang sibuk kerja di pagi hari. Akhirnya si anak belajar online bersama neneknya yang sudah tak paham dengan teknologi. Bisa dibayangkan bagaiman ketika si nenek tak bisa mengoperasikan HP dengan maksimal berhadapan dengan anak SD kelas 1 yang juga tak paham dengan teknologi.

Saya pribadi juga kebingungan bagaimana menghadapi fenomena saat ini, khususnya bagi anak SD kelas 1, TK, dan PAUD. Harapannya cuma satu: bahwa pandemi ini segera berakhir dan tak ada lagi pandemi seperti ini. (*)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun