Mohon tunggu...
rokhman
rokhman Mohon Tunggu... Freelancer - Kulo Nderek Mawon, Gusti

Melupakan akun lama yang bermasalah

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Adil dan Beradab Akan Kalahkan Pandemi

31 Mei 2020   06:42 Diperbarui: 31 Mei 2020   07:05 182
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Warga Thailand bermasker. foto shutterstock dipublikasikan kompas.com

Lima sila dalam Pancasila bisa menjadi pegangan ketika pandemi kali ini. Kelima sila tersebut memiliki ruh dan kekuatan masing-masing. Namun, di tulisan kali ini saya hanya akan membahas sila kedua yakni "Kemanusiaan yang adil dan beradab".

Saya memilih sila dua karena menurut saya sila kedua adalah karakter pribadi yang bisa menguatkan bangsa. Karakter kemanusiaan yang membuat kita makin kokoh sebagai bangsa.

Ada tiga konsep dalam pasal kedua yakni "kemanusiaan", "adil", "beradab". Kemanusiaan dalam kamus besar bahasa Indonesia dimaknai sebagai sifat-sifat manusia. Secara sederhana saya menilai bahwa sifat manusia adalah bukan sifat selain manusia.

Apa sifat manusia yang ditekankan dalam sila dua? Yaitu dua konsep setelahnya yakni adil dan beradab. Jadi sifat manusia yang adil dan beradab. Adil bisa dimaknai dalam tiga hal menurut kamus besar bahasa Indonesia. Makna pertama adalah sama berat, tidak berat sebelah, tidak memihak. Makna kedua adalah berpihak kepada yang benar, berpegang pada kebenaran. Ketiga yakni sepatutnya, tidak sewenang-wenang.

Sementara "beradab" dari kata "adab". Adab dalam kamus bahasa Indonesia dimaknai sebagai kehalusan dan kebaikan budi pekerti, kesopanan, dan akhlak. Nah, kemudian saya coba sederhanakan masing-masing arti itu dalam kehidupan sehari-hari di masa pandemi.

Pertama adalah adil yang berarti tidak memihak. Maka, di masa pandemi ini kita harus tidak berat sebelah dan tidak memihak. Semua orang diperlakukan sama. Siapapun itu baik kaya atau miskin, diperlakukan sama di masa pembatasan sosial berskala besar (PSBB) misalnya. Siapapun harus diperlakukan sama. Jangan sampai karena memiliki strata ekonomi dan sosial tertentu jadi kebal terhadap protokol kesehatan.

Kedua adalah adil yang berarti berpihak pada yang benar. Ini mirip dengan makna di atas, namun, dalam hal hukuman atau sanksi. Siapapun yang benar harus tidak disanksi, sementara yang salah perlu disanksi atau ditegur. Jangan sampai yang bertindak benar di masa PSBB justru disudutkan hanya karena tak memiliki strata sosial dan ekonomi.

Ketiga adalah adil yang berarti sepatutnya dan tidak sewenang-wenang. Pihak yang menjadi operator PSBB di lapangan tidak boleh sewenang-wenang. Tak boleh seperti misalnya yang pernah terjadi di India ketika aparat memukuli masyarakat. Selain itu, kebijakan pun juga tak boleh sewenang-wenang. Sepatutnya, bisa dimaknai bahwa kita semua berlaku patut di masa pandemi.  

Keempat, makna beradab sesuai dengan akhlak yang baik. Berakhlak mirip dengan kepatutan. Bagaimana kita patut dan berakhlak dengan menggunakan masker, jaga jarak, atau di rumah saja. Ini adalah akhlak yang baik di masa pandemi.

Maka, adil dan beradab bisa membuat kita melawan pandemi. Dengan adil dan beradab maka pandemi akan bisa dikalahkan. Dalam konteks beradab atau berakhlak, maka tak perlu saling tuding apakah orang lain sudah beradab dan berakhlak?

Daripada saling tuding, mending bercermin pada diri sendiri apakah kita sudah adil dan beradab di masa pandemi ini. Jangan sampai kita malah menuding orang lain dan kita juga bermasalah. Mari bercermin di masa pandemi melalui sila dua Pancasila. (*)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun