Mohon tunggu...
rokhman
rokhman Mohon Tunggu... Freelancer - Kulo Nderek Mawon, Gusti

Melupakan akun lama yang bermasalah

Selanjutnya

Tutup

Olahraga Pilihan

PON Mepet dengan SEA Games 2021, Prioritaskan Saja Atlet Muda

24 April 2020   05:50 Diperbarui: 24 April 2020   07:07 337
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Stadion Papua Bangkit. foto: Skyscrapercity.com/Hendriko Mayor dipublikasikan Kompas.com

Pemerintah telah memutuskan untuk menunda Pekan Olahraga Nasional (PON). PON yang direncanakan dilaksanakan di tahun ini, kemudian diundur pada tahun depan yakni tepatnya Oktober 2021. Namun, pelaksanaan PON tahun depan di Papua sangat mepet dengan Sea Games 2021.

"Yang sudah terjadwal ini yang tersisa tinggal Oktober (2021). Saya kira waktu satu tahun penundaan adalah yang ideal baik utk persiapan infrastruktur venue dan tempat penginapan, maupun untuk persiapan kontingen serta pengadaan alatnya," ujar Menpora Zainudin Amali usai rapat terbatas dengan Presiden Jokowi, Kamis (24/4) seperti diberitakan republika.co.id.

Jika dilihat, pada tahun 2021 ada beberapa multieven yang dilaksanakan. Ada Olimpiade, Islamic Solidarity Games (ISG), dan Sea Games. Olimpiade dilaksanakan 23 Juli sampai 8 Agustus. ISG dilaksanakan pada 20 sampai 29 Agustus. PON dilaksanakan Oktober dan Sea Games dilaksanakan pada 21 November sampai 2 Desember.

Dari jadwal itu, maka sangat mepet sekali antara satu multieven dengan multieven lainnya. Bayangkan saja, jika seorang atlet sudah mewakili Indonesia di Olimpiade, kemudian mewakili Indonesia di ISG, atlet itu mewakili daerahnya di PON, dan terakhir mewakili Indonesia kembali di Sea Games.

Jika hal itu terjadi, maka atlet tersebut akan kelelahan. Selain itu, atlet tersebut tak akan maksimal mencapai peak performance. Jika sudah seperti itu, maka menurut saya kontingen PON harus mengalah atas nama Indonesia.

Jika ada atlet dari satu daerah sudah bermain di Olimpiade atau ISG, maka selayaknya tak dimainkan oleh daerah tersebut di PON. Bisa juga seperti ini, bahwa atlet yang dipersiapkan di Sea Games 2021, tak perlu dimainkan di PON.

Jadi, PON akan diisi oleh atlet yang tak bermain di ajang multieven seperti Olimpiade, ISG, dan Sea Games. Mereka terdiri atas atlet senior dan juga atlet junior. Bahkan, kalau menurut saya pribadi, PON bisa dijadikan ajang bagi atlet junior untuk mengasah kemampuan.

Di tengah kompetisi dunia olahraga yang mengglobal, menurut saya PON diorientasikan saja sebagai ajang mengasah kemampuan atlet-atlet potensial. Sehingga, mereka memiliki jam terbang lebih baik jika diminta mewakili Indonesia di ajang regional atau internasional.

Sementara, atlet-atlet kelas regional atau internasional tak perlu dipaksa dimainkan di PON. Kontingen PON tak perlu lagi berlomba-lomba memainkan atlet internasional di ajang PON hanya dengan dalih nama baik daerah. Apalagi, jika kondisi seperti 2021, atlet regional dimainkan di PON, tapi mereka akhirnya kelelahan ketika bermain di ajang Sea Games. Kan yang rugi Indonesia juga.

Memang jika PON diorientasikan pada atlet muda, prestise PON akan turun. Sebab, tak lagi sebergengsi dahulu. Namun, menurut saya, hal itu tak masalah karena ajang PON sejatinya adalah keberjenjangan menuju ajang regional dan internasional.

Membuat cara pikir baru bagi daerah untuk mengedepankan atlet muda di PON itu cukup penting. Pemimpin daerah jangan sampai sangat getol memainkan atlet internasional atas nama marwah daerah. Sebab, sekali lagi, itu bisa jadi merugikan apalagi di momen 2021 yang padat jadwal.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun