Mohon tunggu...
rokhman
rokhman Mohon Tunggu... Freelancer - Kulo Nderek Mawon, Gusti

Melupakan akun lama yang bermasalah

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Berkarier Sesuai Passion Tak Jamin Kesuksesan

19 April 2020   14:40 Diperbarui: 19 April 2020   14:40 140
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi, sumber foto Unsplash.com/@marvelous, dipublikasikan Kompas.com

Para pemilik rumah malas mendengar Iwan bernyayi. Begitu tahu Iwan yang mengamen, langsung diberi duit. Tinggi rendah suaranya tak sesuai dengan nada gitarnya. Suaranya pernah melengking tinggi, kala ada azan Zuhur berkumandang. Iwan lalu dinilai menistakan agama. Dia kebingungan.

Pernah karena sudah senja, suaranya direndahkan dan cenderung lirih kala mengamen di depan rumah seorang warga, takut berbarengan dengan suara azan. 

Sembari menyanyi, Iwan menyipitkan mata guna merasakan bahwa suaranya sudah rendah. Kemudian... Iwan langsung dibopong warga, dikira sakit berat. Iwan teriak-teriak minta tolong. Tapi dia diguyur air oleh warga karena dinilai kesurupan.

Suara Iwan memang tak keruan. Tinggi rendah suaranya mirip celana yang kolornya sudah kendor, naik turun serampangan. Tapi dia tetap bersikeras bahwa musik adalah passionnya. "Jika kau melihat ombak lautan yang berkejaran, seperti itulah hasratku dengan musik, Nah," kata Iwan pada Minah, temannya kala masih di PAUD. 

Cerita lain adalah seorang bernama Nardi. Dia kesengsem dengan Lionel Messi. Namanya jadi Nardi Messi. Sukanya sepak bola, larinya kencang, jugglingnya aduhai. "Sepak bola adalah denyut nadi saya," ujarnya dengan keringat dingin saat di UGD karena ditabrak mobil ambulans.

Tapi Nardi tak bisa berpikir cepat ketika di lapangan hijau. Dia tak bisa berpikir cepat untuk memutuskan mengoper bola atau menahan bola. Dia bisa lari kencang tapi tak bisa berlari sambil sesekali melihat ke samping. Lari kencang sambil sesekali melihat ke samping ini diperlukan kalau sedang beroperasi di sayap. 

Nardi tak bisa seperti itu. Karena itu, walau sering masuk skuat tarkam untuk cari uang, tapi Nardi sering jadi cadangan. Nardi memang cepat, tapi berpikirnya lambat.

Saudara, pernyataan bahwa bekerja sesuai passion menjadikan orang sukses itu tak selamanya benar. Tahu kan Beniot Assou-Ekotto?  Dia bukan pemain sepak bola sangat terkenal. 

Namun, dia pernah bermain di Tottenham Hotspur dan Timnas Kamerun. Bermain di Liga Primer Inggris itu bukan pemain sepak bola sembarangan. Bermain di Timnas Kamerun itu juga bukan pemain sepak bola sembarangan.

Satu ketika Ekotto pernah mengatakan bahwa dia menjadi pemain sepak bola hanya untuk mencari uang. Dia tak punya passion di sepak bola, tapi Ekotto bisa kaya raya. 

Ada orang yang pandai menyanyi, tapi memilih menjadi anggota DPR dan kaya. Ada orang yang pandai berbohong tak memilih jadi pesulap, tapi memilih jadi pejabat dan kaya. Ada orang yang passionnya adalah mengujar kebencian tapi jadi pendakwah dan kaya. (*)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun