Ini soal ingatan, sebuah kenangan. Puluhan tahun lalu, mungkin kisaran tahun 1994, saya pernah melihat seorang pelari jarak pendek yang unik di sebuah daerah di Jawa Tengah.Â
Unik karena dia berlari dengan badan tegap. Jadi saat lari cepat, posisi badan cenderung tegap dengan posisi perut sampai kepala cenderung tegak lurus dari bawah ke atas.
Tentu cara lari itu tak seperti biasanya. Sebab, umunya pelari cepat adalah cenderung mendorongkan badan bagian atas ke depan, khususnya saat akan finish. Posisi umumnya pelari ya begitu, dengan posisi kepala menjorok ke depan.
Nah, lelaki muda yang saya lihat itu memang unik karena berlari dengan badan tegap. Usai latihan lari 100 meter itu, beberapa orang saling bercerita.Â
"Memang dia larinya seperti itu dari dulu. Jadi bukan dibuat-buat," kira kira begitu kata salah satu orang. Awalnya saya berpikir bahwa itulah keunikan langka yang saya lihat di dunia.
Namun, di tahun 1996 saat Olimpiade Atlanta, saya kaget bahwa ada pelari yang juga berlari tegap. Melalui televisi, saya melihat bagaimana seorang pelari cepat (lari 200 meter) bernama Michael Johnson, berlari. Pelari asal Amerika Serikat itu berlari dengan posisi badan tegap seperti momen yang saya lihat tahun 1994.
Luar biasanya, sekalipun berlari tegap, kecepatan Michael Johnson sangat luar biasa. Saat itu di partai final lari 200 meter Olimpiade Atlanta, Michael Johnson mampu berlari dengan kecepatan 19,313 detik.Â
Saat itu, kecepatan tersebut menjadikan Michael Johnson membuat rekor baru. Rekor yang menajamkan rekornya sendiri yang dibuat kisaran 1,5 bulan sebelumnya.
Rekor Michael Johnson bertahan cukup lama. Rekor Michael Johnson baru dipecahkan 12 tahun kemudian oleh legenda baru, Usain Bolt.Â
Bolt yang asal Jamaika itu membuat rekor baru dalam lari 200 meter dengan kecepatan 19,29 detik. Bolt kemudian menajamkan rekor satu tahun kemudian dengan catatan 19,19 detik.