Mohon tunggu...
Ilham Dwi Hatmawan
Ilham Dwi Hatmawan Mohon Tunggu... Lainnya - Forensic Criminology - Universitas Indonesia

Ilham Dwi Hatmawan is a Forensic Criminology undergraduate student at the Universitas Indonesia. Ilham is interested in child protection and crime prevention based on human resource management. At the age of 22, Ilham has demonstrated his leadership skills through actively initiating various youth empowerment activities in Indonesia. In 2018-2020, Ilham was entrusted as the Chairperson of the Genre Jawa Tengah. During his leadership, the organization focused on marginalized communities with inadequate access to information, such as children deprived of liberty in Purworejo and children living in remote areas in Grobogan. In 2019, Ilham was selected as the Indonesia Participating Youth for the 46th Ship for Southeast Asian and Japanese Youth Program. His ability to facilitate discussions brought him to be the Discussion Facilitators' Assistant. After the program, Ilham and his contingent held a post-program activity at the Jakarta Children's Detention Center to provide psychological assistance for children deprived the liberty. Ilham believes that the realization of justice amongst the community can only occur if all parties understand that every people has different needs but has the same right to get fulfilled.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Apakah Forensik akan Terus Identik dengan Autopsi?

6 Januari 2021   01:20 Diperbarui: 21 Juli 2022   13:13 1110
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi pembunuhan. (sumber: Shutterstock via kompas.com)

Kalau mendengar kata forensik, apa yang tiba-tiba terlintas di benak kamu? Pembunuhan? Jejak darah? Mayat? Ngeri banget kayaknya, ya. Tapi engga salah. 

Kontribusi forensik secara praktik memang sangat bermanfaat ketika terdapat kasus-kasus kejahatan, apalagi ketika ditemukan indikasi pembunuhan atau tindakan-tindakan penghilangan nyawa lainnya. Penyidik pasti akan meminta bantuan dokter spesialis forensik untuk membantu melakukan autopsi.

Namun, kejahatan bukan melulu tentang pembunuhan, bukan? Bahkan, apabila kejahatan yang sedang dalam proses pembuktian memiliki indikasi kuat terkait dengan isu pembunuhan, tentu penyidik akan menelusuri tersangka dan melakukan pemeriksaan lanjutan. 

Misalnya, penyidik harus membuktikan apakah tersangka mengalami kesakitjiwaan atau tidak untuk dinyatakan memadai mengikuti proses hukum selanjutnya. 

Siapa yang dapat membantu polisi menyatakan kesakitjiwaan tersebut? Benar. Psikiatri dan/atau psikolog forensik akan mengambil peran vital dalam tahap tersebut.

Wah, ternyata bukan cuma dokter ya? Apalagi di era digital kejahatan semakin beragam jenisnya. Misalnya, ada pemerkosaan, penipuan daring, korupsi, pemalsuan berkas, pembakaran, hingga pembobolan data. 

Setiap kejahatan pasti memerlukan ahli forensik yang berbeda untuk membantu proses pembuktian yang biasanya para ahli akan dimintai kesaksian pada bidang keahliannya di ruang persidangan oleh hakim. 

Untuk mengenal praktik forensik terutama dalam konteks Indonesia, simak artikel ini sampai akhir, ya. Ada prospek pekerjaan yang ternyata sedang menanti kamu!

Apa itu Ilmu Forensik?

Profesor Adrianus Meliala, salah seorang kriminolog dari Departemen Kriminologi Universitas Indonesia menjelaskan bahwa ilmu forensik sebetulnya memiliki ruang lingkup yang luas.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun