Jika kita boleh menarik garis batas antara moral dan etika maka moral adalah aturan-aturan normatif (Islam menyebutnya akhlak) yang berlaku dalam suatu masyarakat tertentuyang terbatas oleh ruang dan waktu. Penerapan tata nilai moral dalam kehidupan sehari-hari dalam masyarakat tertentu menjadi bidang kajian antropologi. Sedangkan etika adalah bidang garap filsafat. Realitas moral dalam kehidupan masyarakat yang terjernihkan lewat studi krisis adalah wilayah yang dibidangi oleh etika, sehingga moral tidak lain adalah objek material daripada etika.
   Berbeda dari etika, yakni filsafat moral, maka akhlak lebih dimaksudkan sebagai suatu paket atau produk jadi yang bersifat normatif-meningkat, yang harus diterapkan dalam kehidupan sehari-hari seorang Muslim. Akhlak adalah seperangkat tata nilai keagamaan yang harus direalisasikan dalam kehidupan sehari-hari, tanpa perlu mempertanyakan dan mengunyah secara kritis terlebih dahulu.
   Akhlak atau moralitas adalah merupakan seperangkat tata nilai yang sudah jadi dan siap pakai tanpa di barengi, bahkan terkesan menghindari studi krisis, sedangkan etika justru sebaliknya bertugas untuk mempertanyakan secara krisis rumusan-rumusan masa lalu yang sudah menggumpal dan mengkristal dalam lapisan masyarakat. Baru akhir-akhir ini, muncul beberapa buku studi sistematis tentang etika islam dimana dikupas implikasi dan konsekuensi menganut paham tertentu dalam moralitas.
   Dalam menata realitas perubahan sosial yang diakibatkan oleh arus globalisasi dunia, ada baiknya terlebih dahulu kita melihat serba sekilas hubungan antara etika dan agama dalam sudut perspektif konsepsi Islam. Dalam dunia pemikiran Islam, pembahasan etika melibatkan kontroversi antara berbagai paham tentang batas-batas penggunaan akal dihadapan wahyu.