Mohon tunggu...
Ilham Akbar Junaidi Putra
Ilham Akbar Junaidi Putra Mohon Tunggu... Apoteker - Pharmacist

✍️ Penulis Lepas di Kompasiana 📚 Mengulas topik terkini dan menarik 💡 Menginspirasi dengan sudut pandang baru dan analisis mendalam 🌍 Mengangkat isu-isu lokal dengan perspektif global 🎯 Berkomitmen untuk memberikan konten yang bermanfaat dan reflektif 📩 Terbuka untuk diskusi dan kolaborasi

Selanjutnya

Tutup

Worklife

Bongkar Mitos! Work-Life Balance Itu Kuno - Inilah Cara Sukses Mengintegrasikan kerja dan Kehidupan Pribadi Tanpa Stres!

30 November 2024   07:00 Diperbarui: 30 November 2024   03:26 71
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pernahkah Anda merasa terjebak dalam kebingungan antara pekerjaan dan kehidupan pribadi? Anda berusaha keras menjaga keseimbangan yang sempurna, tetapi justru merasa semakin stres dan kewalahan. Jika jawaban Anda adalah "ya," maka Anda tidak sendirian. Konsep work-life balance telah lama menjadi jargon populer yang dianggap sebagai standar dalam mengelola kehidupan modern. Namun, apakah benar bahwa keseimbangan ini adalah solusi yang tepat untuk semua orang? Atau justru, ini adalah mitos yang perlu dibongkar?

Dalam artikel ini, kita akan membahas kenapa work-life balance itu sudah usang, dan bagaimana Anda bisa mengintegrasikan pekerjaan dan kehidupan pribadi tanpa harus merasa stres atau tertekan. Jika Anda siap untuk melihat dunia kerja dengan cara yang berbeda dan menemukan cara baru untuk hidup lebih bahagia, simak artikel ini hingga akhir!

Mengapa Work-Life Balance Itu Kuno?

OpenAI's DALL-E
OpenAI's DALL-E

Sebelum kita melangkah lebih jauh, mari kita pahami terlebih dahulu apa itu work-life balance. Secara umum, konsep ini menyatakan bahwa seseorang harus bisa membagi waktu secara seimbang antara pekerjaan dan kehidupan pribadi. Namun, seiring berjalannya waktu, konsep ini justru menciptakan beban lebih bagi banyak orang. Mengapa? Karena "keseimbangan" ini seringkali memaksa kita untuk membagi waktu dalam porsi yang kaku, antara jam kerja dan jam pribadi, seakan-akan kita harus menempatkan dua dunia ini dalam kotak yang terpisah.

Tapi, di dunia yang semakin cepat berubah ini, ide tentang "membagi dua dunia" menjadi semakin sulit diterapkan. Dengan adanya pekerjaan yang fleksibel, teknologi yang selalu terhubung, dan tren kerja jarak jauh, pembatas antara pekerjaan dan kehidupan pribadi semakin kabur. Oleh karena itu, tidak jarang kita merasa kesulitan mengatur waktu dan akhirnya malah stres karena terus berusaha menyeimbangkan dua hal yang tidak selalu bisa dipisahkan.

Data menunjukkan bahwa hampir 70% pekerja di seluruh dunia melaporkan stres yang tinggi akibat tuntutan pekerjaan dan kehidupan pribadi. Alih-alih mencari keseimbangan, banyak orang justru merasa kelelahan karena berusaha terlalu keras untuk mencapainya. Inilah saatnya untuk memikirkan ulang apa yang sebenarnya kita butuhkan.

Integrasi, Bukan Keseimbangan

OpenAI's DALL-E
OpenAI's DALL-E

Jadi, jika work-life balance bukanlah solusi, apa yang bisa kita lakukan? Jawabannya adalah integrasi. Alih-alih memaksakan diri untuk memisahkan waktu antara pekerjaan dan kehidupan pribadi secara kaku, kita bisa mulai mengintegrasikan keduanya. Konsep ini lebih fleksibel dan memungkinkan Anda untuk menjalani kehidupan yang lebih autentik tanpa harus merasa terjebak.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun