Sistem Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) mengubah energi matahari menjadi energi listrik, sistem ini memiliki banyak sumber energi juga pemasangan yang mudah. Sistem PLTS terdiri dari modul fotovoltaik, solar charge controller atau juga inverter, baterai, dan beberapa komponen pendukung lainnya.Â
Ada beberapa jenis sistem PLTS, baik untuk sistem PLTS yang terhubung langsung dengan PLN (on-grid) maupun sistem PLTS yang tidak terhubung dengan PLN (off-grid). Macam-macam PLTS off-grid sendiri antara lain PLTS tersebar (SHS), PLTS komunal atau terpusat, dan PLTS hibrida. Sedangkan untuk PLTS on-grid sendiri dibagi menjadi PLTS rooftop dan PLTS skala utilitas.
PLTS off-grid dikelola secaara komunal atau sering disebut sistem PLTS berdiri sendiri (stand-alone), yaitu beroperasi secara independen tanpa terhubung dengan jaringan PLN. Salah satu komponen yang menjadi ciri dari sebuah sistem off-grid adanya penggunaan baterai, baterai digunakan sebagai penyimpan energi pada siang hari dan sebagai penyuplai energi di malam hari. Pada sistem ini juga terdapat 2 cara yang digunakan dalam konfigurasi baterai, yaitu DC-Coupling dan AC-Coupling.
Perbedaannya adalah dari pemasangan sistem baterainya, dimana pada DC-Coupling penempatan baterainya biasanya menjadi satu inverter melalui MPPT, sedangkan pada AC-Coupling yaitu dengan cara menempatkan baterai pada sistem 220 Volt atau beban rumah secara langsung.
Kemudian PLTS on-grid yaitu ketika pemasangan PLTS yang secara langsung terhubung ke jaringan PLN, pada sistem ini selain suplai listrik dari fotovoltaik juga dari sumber listrik PLN. Keunggulan sistem ini adalah ada 2 suplai dan juga bisa digunakan untuk berjualan listrik ke PLN, biasanya berhubungan dengan panel distribusi.
Langkah-langkah yang digunakan untuk mendesain PLTS sendiri adalah memerlukan perhitungan yang akurat mulai dari modul PV, baterai, regulator voltase, dan inverternya.Â
Selain itu juga ada beberapa faktor yang mempengaruhi kapasitas optimum sistem antara lain adalah kebutuhan energi rata-rata per hari, lokasi geografis dari daerah yang akan dibangun, desain rumah sehingga untuk penentuan atap, efisiensi energi dari peralatan yang digunakan dirumah, dan frekuensi switching. Beberapa faktor tersebut akan menjadi acuan dalam pembanguan PLTS, konfigurasi secara akurat akan menghasilkan keluaran yang optimal pula.
Beberapa hal yang harus diperhatikan seperti konfigurasi sistem fotovoltaik yang harus melakukan survei lokasi baik secara langsung maupun tidak langsung, secara langsung dengan datang ke lokasi yang akan dilakukan perancangan sistem fotovoltaik harus dilakukan dengan memperhitungkan hal-hal yang akan menjadi kendala seperti kemiringan bangunan dan lain sebagainya.Â
Adapun dilakukan secara online untuk mendapatkan nilai global horizontal irradiation (GHI) melalui pencarian global solar atlas, berdasarkan koordinat lokasi yang akan dirancang akan mengetahi nilai GHI daerah tersebut.
Kemudian dilakukan pemilihan komponen seperti modul surya dan inverter. Modul surya dipilih berdasarkan nilai efisiensi hingga garansi produknya, efisiensi yang dipilih biasanya diatas 20 persen.Â
Selain itu komponen lain seperti inverter juga perlu dilakukan pemilihan seperti kemampuan dari inverter tersebut, rasio inverter, dan juga garansi produk. Inverter ini ada dua model pemasangan, yaitu secara string inverter dan control inverter.Â