Mohon tunggu...
Ila Heti
Ila Heti Mohon Tunggu... -

Perempuan sederhana

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Rio, Telor Ceplok dan Badut

18 Juli 2012   23:08 Diperbarui: 25 Juni 2015   02:48 142
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Telor ceplok menggantung di atas langit kota kecil yang mulai harum oleh Sedap Malam senja itu..saat aku teringat pada si kecil yang amat aktif.Aku selalu tersenyum bila melihatnya berjingkrak-jingkrak saat melihat telur ceplok itu muncul berwarna oranye di ufuk barat..dia muridku di Play Group tempat aku mengajar..Hari ini kurang lebih lima belas tahun yang lalu,saat aku melihat telor ceplok itu muncul di senja hari..

"He..haloo..wahhh"

Aku buru-buru menoleh..jarinya yang mungil menunjuk ke langit,matanya takjub melihat sesuatu..

"Lihat apa..?"

Jari mungilnya menunjuk ke langit lagi....

"Cantiknya??"

Aku tertegun melihat telur ceplok itu,di kejauhan aku mendengar sayup suara adzan berkumandang..

"Bu guru ayo cepat masuk..cepatt.."

Aku yang melihat tingkahnya buru-buru masuk ke dalam rumah..

"Cepat Bu guru Badutnya lewat.."

Badut..badut apa..

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun