Mohon tunggu...
Ikrom Zain
Ikrom Zain Mohon Tunggu... Tutor - Content writer - Teacher

Hanya seorang pribadi yang suka menulis | Tulisan lain bisa dibaca di www.ikromzain.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Akhirnya Bertemu Sang Pelancong Nekat

9 Februari 2015   03:19 Diperbarui: 17 Juni 2015   11:35 171
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sudah dua hari ini saya tidak bisa tidur.

Bukan lantaran karena akan mengikuti suatu tes atau akan menghadapi presentasi. Saya akan ketemu mbak T alias Trinity Traveler. Yup, penulis sekaligus traveler kondang yang sudah melanglang buana ke berbagai sudut dunia serta telah menerbitkan 11 buku. Saya sudah menanti momen ini beberapa bulan sebelumnya setelah melihat acara book signing yang diadakan oleh sebuah penerbit. Di acara tersebut sekaligus dibahas pengalaman jalan-jalan yang telah dilakukan oleh Mbak T.

Saya sempat pesimis lantaran saya tinggal di kota yang tak telalu besar tapi juga tak terlalu kecil (Malang). Apa mungkin Mbak T datang ke Malang untuk acara tanda tangan fansnya.  Pemikirian saya adalah mungkin saya bisa ikut acara tersebut di kota seberang (baca: Surabaya) layaknya acara nangkring Kompasiana yang pernah saya ikuti. Tapi, minggu kemarin, di akun twitternya, Mbak T mengumumkan bahwa akan mengadakan acara book singning di Malang. Sontak saya kaget dan segera memberi warna emas menyala di kalender saya plus alarm super kencang di HP saya.

Dan hari yang ditunggu pun tiba. Minggu siang (8/2/2015) bertempat di salah satu toko buku di Kota Malang, acara ini digelar. Saya sudah datang beberapa menit sebelum jadwal pembukaan. Rupanya para penggemar berat Mbak T (saya tak tahu sebutannya apa) sudah memadati area acara. Bahkan panitia sampai menggotong kursi karena tak membayangkan yang datang akan sebanyak itu. Untunglah saya masih kebagian tempat.

Dua menit tiga menit dari jadwal acara pembukaan, Mbak T belum muncul. Apa masih harus apply visa on arrival dulu setelah dari Surabaya atau masih terjebak macet. Entahlah. Yang jelas, saya dan para penggemar buku TNT Series sudah tak sabar ingin berjumpa dengan sang pujangga. Hingga akhirnya, sosok bertubuh tambun (ups) muncul bersama seorang wanita yang juga dari penerbit yang bersangkutan. Masih dengan nafas terengah-engah Mbak T menyapa penggemarnya dengan sesekali meneguk air mineral. Benar-benar khas traveler.

Mbak T pun bercerita bahwa rombongannya tersesat saat menuju TKP. Rupanya disorientasi yang dimiliki Mbak T memang nyata, seperti yang diceritakan di bukunya, hehe. Mbak T pun langsung memberikan kesempatan kepada penggemarnya yang hadir untuk menanyakan pengalamannya saat jalan-jalan ke mana-mana. Penggemar pun cukup antusias. Ada yang bertanya dari mana modal jalan-jalan ke 22 negara selama  1 tahun. Bagaimana apply visa di negara antah berantah, hingga ada seorang ibu hamil yang minta doa agar anaknya bisa jalan-jalan seperti Mbak T.

Pertanyaan-pertanyaan yang banyak itu dijawab dengan Mbak T dengan jelas dan renyah. Sesekali ger-geran dilontarkan tatkala peserta menanyakan hal-hal yang cukup unik. Satu pertanyaan yang menjadi catatan saya adalah saat beliau ditanya apakah pernah ditunjuk oleh Pemerintah RI (dalam hal ini Kementrian Kebudayaan dan Pariwisata) untuk mempromosikan sebagai duta wisata. Beliau menjawab memang ada undangan beberapa kali namun sepertinya pemerintah belum terlalu maksimal memanfaatkan peran beliau yang telah menyumbang kemajuan pariwisata Indonesia. Saya jadi menghubungkan dengan polemik yang tengah melanda KemenPar saat ini yang menunjuk orang-orang tak berkompeten dalam hal budaya dan pariwisata.

Meski banyak orang Indonesia yang lebih ahli di bidang ini, seperti Mbak T yang seharusnya dirangkul sedemikian rupa agar mendukung kemajuan industri pariwisata kita, tapi nyatanya pihak ybs tak serius meliriknya. Kurangnya niatan pemerintah dalam mengembangkan wisata juga tersirat dalam bukunya. Di sana sedikit disinggung tentang KBRI mewah di beberapa negara Amerika Selatan dengan segala fasilitasnya padahal jarang sekali ada orang Indonesia yang datang ke sana. Dan juga, nasib paspor Indonesia yang cukup menyedihkan menjadi catatan Mbak T. Topik paspor ini juga dibahas dalam acara book signing tadi.

Melihat penampilannya yang sederhana, saya semakin kagum dengan Mbak T. Apalagi tutur katanya yang biasa saja rasanya tak akan menyangka bahwa orang yang di depan saya sudah melanglang buana ke mana-mana. Memang Mbak T tak terlalu memusingkan masalah penampilan. Yang penting tidak bau dan nyaman berjalan-jalan sudah cukup.

Cerita Mbak T yang cukup menarik adalah mengenai ecowisata di Sungai Amazon, Peru. Di sana, masih ditemukan beberapa spesies yang langka dan amsih terjaga dengan baik. Aturan ketat diberlakukan kepada pengunjung yang sedang melancong ke sana. Bahkan, menggunakan flash kamera pun dilarang karena akan mengganggu psikis hewan-hewan liar.

Menjadi travel writer memang adalah pekerjaan yang menyenangkan. Namun, seorang penggemar menanyakan apakah bukan berarti menjadi travel writer juga turut mengajak orang mengunjungi tempat-tempat yang masih alami sehingmencemari lingkungan. Mbak T pun menjawab semua dikembalikan kepada pribadi masing-masing. Sebagai seorang travel writer, beliau sudah berupaya untuk mengenalkan daerah wisata dan juga turut menjaganya. Di beberapa bagian bukunya juga tercertus Moral of the story dari pengalamnnya.

Tak terasa waktu pun sudah habis. Saya menunggu giliran tanda tangan dan foto. Dan akhirnya giliran saya tiba. Dengan renyah Mbak T menbuka obrolan singkat akan ke manakah saya jalan-jalan. Akan ke manakh saya? Hmm tunggu ya tanggal mainnya.  Terimakasih Mbak T atas segala inspirasinya.

14234013911016882511
14234013911016882511

Gambar : Dokumen Pribadi.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun