Mohon tunggu...
Ikrom Zain
Ikrom Zain Mohon Tunggu... Tutor - Content writer - Teacher

Hanya seorang pribadi yang suka menulis | Tulisan lain bisa dibaca di www.ikromzain.com

Selanjutnya

Tutup

Olahraga Pilihan

Bagaimana Kans Filipina Mendapatkan Emas Pertama pada Olimpiade Tokyo?

17 Juli 2021   09:20 Diperbarui: 17 Juli 2021   09:33 581
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi. - Spin PH

Malaysia dan Filipina adalah dua negara ASEAN yang sama sekali belum merasakan manisnya mencicipi emas olimpiade musim panas.

Lagu kebangsaan keduanya pun belum pernah sekali pun mengumandang di gelaran olahraga terbesar di dunia. Bagi Malaysia, kekalahan tunggal putra Lee Chong Wei dari Lin Dan pada Olimpiade 2012 London adalah kekalahan yang cukup menyesakkan. Sementara, Filipina mengakhiri paceklik perolehan medali pada olimpiade Rio de Janeiro melalui atlet angkat besi Hidilyn Diaz yang berhasil membawa perak. Selama 4 gelaran olimpiade berturut-turut (2000, 2004, 2008, 2012), Filipina tak meraih satu pun medali.

Kedua negara tersebut menjadi negara ASEAN dengan pengumpul medali perak dan perunggu terbanyak yak tak pernah medali emas. Keduanya juga harus ikhlas melihat Vietnam dan Singapura yang pada gelaran olimpiade 2016 lalu berhasil meraih emas pertama.

Bagi Filipina sendiri, gelaran olimpiade tahun ini menjadi harapan tersendiri. Paceklik emas yang mereka nanti sejak pertama kali ikut serta pada olimpiade 1924 ingin segera diakhiri Filipina. Saat pertama kali turut serta dalam olimpiade musim panas, Filipina hanya mengirimkan satu orang atlet lari yang gagal mendapatkan medali.

Sejarah mencatat, meski pernah mengirimkan medali dengan cukup banyak, Filipina juga gagal meraih satu pun medali. Catatan jumlah atlet Filipina terbanyak terjadi pada tahun 1972. Saat itu, sebanyak 53 atlet dikirim ke Munich, Jerman yang merupakan tuan rumah gelaran tersebut. Pada tahun itu pula, Filipina terakhir kali bisa mengirimkan atlet basket. Olahraga yang sangat digemari oleh negara yang berada di utara Sulawesi tersebut. Selepas Olimpiade Munich, Filipina tak lagi bisa meloloskan atlet basketnya.

Untuk mempertahankan placement mendapatkan medali tahun ini, Filipina berhasil mengirim 19 atletnya dalam 11 cabang olahraga. Sebelas cabang olahraga tersebut adalah atletik, tinju, golf, senam, yudo, rowing, menembak, skateboarding, renang, taekwondo, dan angkat besi.

Selama ini, saat basket tidak berhasil lolos dalam gelaran olimpiade musim panas, cabang tinju selalu menjadi andalan Filipina dalam mendulang medali. Cabang ini telah menyumbang 2 emas dan 3 perunggu bagi Filipina sepanjang keikutsertaan mereka. Meski tinju adalah cabang olahraga yang begitu diunggulkan, tetapi Filipina kini mulai melirik cabang olahraga lain yang berpotensi mendulang medali.

Cabang pertama yang diharapkan menyumbang medali bagi Filipina adalah golf. Ada tiga atlet golf yang dikirim Filipina ke Tokyo. Mereka adalah Juvic Pangunsan yang berlaga di nomor pria serta Bianca Pagdanganan dan Yuko Saso yang berlaga di nomor wanita. Nama Yuko Saso menjadi tumpuan bagi Filipina karena kini ia menduduki peringkat 8 pegolf wanita dunia.

Pada gelaran Asian Games 2018 lalu yang digelar di Indonesia, Yuko Saso berhasil mempersembahkan dua medali emas bagi Filipina pada nomor beregu puteri dan perorangan puteri. Selain dua medali emas Filipina juga berhasil meraih satu medali perunggu melalui Bianca Pagdanganan. Raihan medali pada Asian Games 2018 ini menjadi modal bagi Filipina untuk menatap Olimpiade Tokyo. Apalagi, Yuko Saso yang merupakan warga Filipina keturunan Jepang sempat tidak diunggulkan pada gelaran Asian Games 2018. Ia begitu tampil lepas hingga berhasil membawa pulang medali.

Cabang selanjutnya yang membuka peluang bagi Filipina untuk mendapatkan emas adalah senam. Nama Carlos Yulo menjadi buah bibir pecinta olahraga Filipina. Ia diharapkan menjadi tumpuan Filipina dalam mencetak prestasi. Namanya meroket sejak menjuarai kejuaraan senam dunia 2019 yang diselenggarakan di Stuttgart. Yulo berhasil mencetak sejarah karena ia merupakan atlet Asia Tenggara pertama yang berhasil memperoleh emas di ajang yang kerap didominasi Amerika Serikat, China, dan negara Eropa tersebut.

Yulo yang menjadi atlet termuda Filipina pada olimpiade tahun ini akan berlaga di nomor Men's artistic individual all-around. Pada SEA Games 2019 di Manila, Yulo berhasil menyumbang dua emas dan lima perak. Untuk saat ini, harapan publik Filipina begitu besar pada Yulo seperti harapan publik Indonesia pada duo Minions di ajang badminton. Terlebih, usia Yulo yang masih sangat muda. Jika ia belum berhasil meraih emas, masih ada potensi meraih medali di gelaran selanjutnya bagi atlet berusia 21 tahun itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun