Mohon tunggu...
Ikrom Zain
Ikrom Zain Mohon Tunggu... Tutor - Content writer - Teacher

Hanya seorang pribadi yang suka menulis | Tulisan lain bisa dibaca di www.ikromzain.com

Selanjutnya

Tutup

Olahraga Pilihan

Beberapa Alasan Kurang Diminatinya Kontes Kecantikan Pria

19 Juni 2021   08:00 Diperbarui: 19 Juni 2021   08:05 1242
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Lima besar Mister Supranational 2017. - Sumber: Mister Supranational.

Berbeda dengan kontes kecantikan wanita (female pageant), kontes kecantikan pria (male pageant) kurang begitu diminati, baik di Indonesia maupun dalam skala international.

Kontes kecantikan pria memang muncul lebih belakangan dibandingkan kontes kecantikan wanita. Jika kontes kecantikan wanita secara resmi baru bermula pada era 50an bahkan jauh sebelum itu sudah ada, maka kontes kecantikan pria baru ada sekitar tahun 90an. Saat itu, tepatnya tahun 1993, dilaksanakan kontes Manhunt International di Singapura. Kontes ini pun menjadi kontes tertua dan paling besar. Layaknya Miss World dan Miss Universe jika pada kontes kecantikan wanita.

Sejak kemunculan kontes tersebut, bermunculan pula berbagai kontes lain seperti Mister World, Mister International, Mister Global, dan yang sekarang sedang naik daun Mister Supranational. Beberapa dari kontes tersebut adalah pasangan dari kontes kecantikan wanita yang sudah dulu eksis. Misalnya, Mister World dengan Miss World dan Mister Supranational dengan Miss Supranational yang diadakan dalam waktu hampir bersamaan.

Namun, alasan kurang diminatinya kontes kecantikan pria tidak saja disebabkan oleh kemunculannya yang lebih akhir dibandingkan kontes kecantikan wanita. Setidaknya, ada beberapa alasan yang mendasari male pageant kurang diminati dibandingkan female pageant.

Alasan pertama adalah stereotip seksual.  Tidak dipungkiri, anggapan bahwa pria identik dengan seuatu yang keras terutama berhubungan dengan olahraga. Pria akan lebih cocok jika bermain sepak bola, basket, atau olahraga lainnya. Sementara, pria yang mengikuti kontes kecantikan akan diidentikkan dengan pria metroseksual, penyuka sesama jenis, atau bahkan konotasi negatif lainnya.

Tentu, stereotip semacam ini tidak bisa diyakini begitu saja. Banyak peserta kontes kecantikan pria yang juga merupakan seorang atlet. Keikutsertaannya dalam kontes tersebut biasanya bertujuan untuk mengkampanyekan pola hidup sehat pada masyarakat luas. Mereka juga sering menggunakan kontes kecantikan yang diikutinya dalam usaha untuk mengenalkan olahraga yang ia geluti, terutama jika olahraga tersebut jarang diketahui oleh orang banyak.

Meski begitu, masih banyak stereotip yang menganggap bahwa kontes kecantikan pria adalah ajang yang tidak tepat diikuti oleh seorang pria. Pria kok berjalan di atas catwalk? Makanya, alasan ini sering menjadi batu sandungan sebuah male pageant bisa diterima oleh masyarakat.

Alasan kedua adalah kurangnya promosi. Berbeda dengan kontes kecantikan wanita, promosi mengenai kontes kecantikan pria tidaklah begitu masif. Kita mengenal Puteri Indonesia dengan produk jamunya. Miss Indonesia dengan acara yang dikemas apik di sebuah televisi nasional. Atau, kini yang sedang naik daun Miss Grand International yang digawangi oleh Ivan Gunawan. Igun yang mengambil lisensi kontes tersebut benar-benar jor-joran dalam mempromosikan ratunya. Tak heran saat perhelatan Miss Grand International 2020 kemarin, wakil Indonesia benar-benar didukung habis-habisan. Strategi promosi Igun yang simpel tetapi mengena di hati masyarakat cukup ampuh menarik mereka yang sebelumnya tidak tertarik dengan pageant menjadi ikut serta di dalamnya.

Namun, promosi gencar tersebut tidak dilakukan oleh kontes kecantikan pria. Hanya satu kontes kecantikan pria yang konsisten melakukan promosi bahkan menyelenggarakan perhelatannya di televisi. Tak lain, kontes tersebut adalah L-men of The Year (LOTY) yang sudah cukup lama eksis dalam mencari para pria untuk bisa mempromosikan pola hidup sehat.

Meski begitu, ada banyak kontes kecantikan pria lain selain LOTY yang belum mendapat sorotan dari media. Tidak banyak yang tahu bahwa ada beberapa kontes kecantikan nasional yang diselenggarakan untuk memilih wakil ke ajang internasional. Beberapa diantaranya adalah Mister Indonesia, Mister Global Indonesia, dan beberapa ajang lainnya.

Alasan ketiga adalah ketidakkonsistenan kontes kecantikan pria dalam event tahunannya. Tidak saja di Indonesia, tetapi beberapa kontes kecantikan pria dunia diselenggarakan secara tidak konsisten. Di Indonesia, hanya LOTY yang cukup konsisten menyelenggarakan ajang tahunannya meski beberapa tahun lalu sempat vakum. Ada beberapa ajang yang diselenggarakan hanya dua atau tiga tahun sekali.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun