Mohon tunggu...
Ikrom Zain
Ikrom Zain Mohon Tunggu... Tutor - Content writer - Teacher

Hanya seorang pribadi yang suka menulis | Tulisan lain bisa dibaca di www.ikromzain.com

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Tiga Alasan Saya Absen Mengikuti Program Samber THR Tahun Ini

9 Mei 2021   08:40 Diperbarui: 9 Mei 2021   09:06 645
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ketiga, alasan yang barangkali cukup absurd adalah pada puasa dan lebaran tahun ini bertepatan dengan perhelatan Miss Universe 2020. Perhelatan ini sedianya diadakan pada akhir tahun lalu. Lantaran masih wabah covid-19, maka perhelatannya diadakan pada tahun ini.

Setiap hari, perhatian saya juga tertuju pada update kondisi terkini Miss Universe 2020. Pikiran saya tertuju pada wakil Indonesia -- Ayuma -- yang sudah mempersiapkan diri jauh-jauh hari. Waktu saya banyak tersita untuk mencari informasi mengenai kegiatan, busana yang dikenakan kontestan, hingga photo shoot serta interaksi yang terjadi diantara para kontestan.

Maklum, sebagai pageant lover (PL) garis keras, perhelatan Miss Universe layaknya lebaran pejen. Acara tahunan ini menjadi ajang silaturahmi antar para PL, baik di dalam maupun di luar negeri. Saya bisa berdisukusi dengan para PL Indonesia, Filipina, Thailand, Vietnam, Puerto Rico, Kolombia, dan lain sebagainya. Bagi saya, hype Miss Universe ini sama besarnya dengan olimpiade musim panas atau pun Piala Dunia. Berhubung peluit kick off Miss Universe sudah dibunyikan pada 6 Mei kemarin, maka waktu saya pun banyak tersita untuk kegiatan ini.

Itulah tiga alasan saya tidak mengikuti Samber THR tahun ini. Meski demikian, izinkan saya memberikan beberapa catatan, tips, dan sebangsanya bagi teman-teman yang ingin memenangkan kegiatan ini.

Pertama, enjoy the moment. Seperti para peserta Miss Universe, nikmati proses menulis setiap tema. Percayalah, sesulit apapun tema yang diberikan admin Kompasiana, jika kita menikmati prosesnya maka akan terasa ringan dan menyenangkan. Tidak usah terbebani dulu dengan target menang, jumlah views, label pilihan, dan lain sebagainya. Nikmati setiap proses mulai mendapatkan ide, membuat rancangan tulisan, mengeksekusi tulisan, menambahkan foto atau video, dan menyunting tulisan. Satu langkah kemenangan akan kita dapat jika kita menikmati momen ini.

Kedua, just be your self. Kurangi insecure dan membandingkan diri dengan peserta lain. Saya tahu, tiap tahun lomba Samber THR ini juga diikuti oleh mereka yang sudah sering menang lomba dan dar-der-dor dalam menyusun tulisan. Jika boleh diibaratkan, Samber THR adalah salah satu grand slam lomba blog di Indonesia. Akan tetapi, apa yang kita lihat bukan berarti akan begitu saja sesuai dengan apa yang dinilai para juri. Kita tidak tahu bagaimana juri menilai meski pedoman itu telah diberikan admin Kompasiana.

Dalam perhelatan Miss Universe, banyak sekali mega favorit yang akhirnya harus gigit jari alias unplaced. Ini membuktikan bahwa siapa saja masih berpeluang. Dengan percaya diri, maka juga akan menjadi nilai lebih karena menjadi bahan bakar untuk tetap semangat mengikuti lomba ini sampai akhir.

Ketiga, think different and be unique. Saya yakin, setiap lomba pasti akan dipilih tulisan yang menarik dan unik untuk menjadi pemenang. Samber THR ini memacu kita untuk unik dan menarik tetapi tetap tak jauh dari tema. Jangan ragu membahas hal yang outstanding sesuai kemampuan kita. Ketika mendapatkan tema tentang masjid, saya mencoba mencari masjid yang belum diketahui banyak orang.

Pun ketika mendapatkan tantangan menuliskan cerpen mengenai lebaran, saya mencoba menghubungkan dengan masalah kesehatan mental. Alasannya, seringkali lebaran menjadi ajang membandingkan diri sehingga berpengaruh kepada kesehatan mental. Ide ini coba saya ekskusi ketika menulis cerpen Samber THR. Jadi, tetaplah berpikir berbeda dan unik.

Terakhir, jangan lupa tetap mau belajar. Sebelum menang, saya juga sempat gagal pada tahun-tahun sebelumnya. Jika tahun ini gagal dan ingin mencoba lagi tahun depan, maka tak ada salahnya belajar dari kesalahan tersebut.

Contohnya, harus saya akui saya amat lemah ketika menuliskan cerpen. Beberapa bulan setelah saya kalah dari Samber THR, saya pun mendapatkan kesempatan belajar menulis cerpen dari salah satu cerpenis terkemuka. Kegiatan ini tak saya sia-siakan karena pada kelas yang saya ikuti, ada sesi menganalisis kesalahan dan kelemahan cerpen yang saya tulis. Pada sesi tersebut, saya memasukkan cerpen Samber THR yang sudah saya tulis dan ternyata memang banyak kelemahan yang saya miliki.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun