Mohon tunggu...
Ikrom Zain
Ikrom Zain Mohon Tunggu... Tutor - Content writer - Teacher

Hanya seorang pribadi yang suka menulis | Tulisan lain bisa dibaca di www.ikromzain.com

Selanjutnya

Tutup

Otomotif Artikel Utama FEATURED

Kecelakaan Karambol, Antara Ego dan Kejadian Naas

23 November 2020   06:28 Diperbarui: 24 Januari 2022   06:21 1836
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kecelakaan karambol/beruntun yang menimpa truk trailer dan tewaskan 7 orang di Purwodadi, Kabupaten Pasuruan, Minggu (22/12/2019).| Sumber: KOMPAS.COM/ANDI HARTIK

Sebelum kecelakaan karambol itu terjadi, saya biasanya sangat menikmati perjalanan pada bagian tersebut. Alasannya, kondisi jalan yang sepi membuat saya bisa menggeber motor secepat mungkin hingga sampai Purwosari dalam beberapa menit saja. Setelah kejadian itu, selain jarang melintasinya, saya pun mulai kembali kembali sadar bahwa nyawa adalah utama.

Saya mulai merenung mengapa kecelakaan bisa terjadi di jalan seperti ini. Selain faktor teknis berupa rem blong atau jalanan yang licin, salah satu faktor utamanya adalah ego untuk menguasai jalan sepenuhnya. 

Ya, saya jujur ketika belum melihat kecelakaan itu, saya sempat menjadikan spot jalan tersebut sebagai ajang untuk melihat seberapa cepat motor saya berjalan. 

Mumpung jalanan sepi dan menurun, maka kesempatan tersebut tidak akan datang dua kali. Sama dengan nyawa yang akan tidak akan kembali ketika tak menempel di badan.

Maka, faktor ego ini menjadi salah satu penentu kecelakaan tersebut. Alhasil, selain mengurangi kecepatan, saya mulai memilih mengalah dengan menepi sambil sesekali melihat kaca spion. Berjaga-jaga jika ada truk, bus, atau kendaraan besar lain di belakang saya. Membiarkan mereka melaju kencang itu jauh lebih baik.

Kecelakaan karambol juga kerap terjadi ketika ada pengendara atau pengguna jalan yang tiba-tiba saja nyelonong untuk menyeberang atau berputar arah. Ini yang terjadi pada kecelakaan karambol yang terjadi di Singosari Malang beberapa waktu yang lalu. 

Kecelakaan ini kebetulan terjadi beberapa menit setelah saya melewati jalan TKP tersebut. Saat itu, ketika rehat di sebuah minimarket, saya mendengar dentuman keras.

Mendengar penuturan bahwa ada kecelakaan karambol, secara otomatis saya memilih untuk pergi menghindar. Selain takut, bagi saya memotret korban kecelakaan bukanlah kegiatan yang menyenangkan dan membanggakan. Sekaligus, bisa menyulitkan pihak berwajib untuk melakukan evakuasi.

Kecelakaan tersebut disebabkan oleh bus Malang-Surabaya yang mengalami rem blong. Jika melihat parahnya mobil yang terseruduk, rasanya pengereman benar-benar dilakukan secara mendadak. 

Meski belum benar, beberapa saksi mengatakan, aktivitas pengguna jalan yang menyeberang jalan secara tiba-tiba adalah penyebab utamanya. Memang, di sekitar TKP tersebut ada sebuah U turn yang tidak resmi dan dijadikan sebagai putar balik. Bus yang menjadi penyebab utama kecelakaan karambol diduga menghindari aktivitas putar jalan tersebut.

Bangkai kendaraan yang mengalami kecelakaan seringkali masih terpajang di pinggir jalan sebagai pengingat. - Dokpri
Bangkai kendaraan yang mengalami kecelakaan seringkali masih terpajang di pinggir jalan sebagai pengingat. - Dokpri
Lantaran seringnya terjadi kecelakaan terutama kecelakaan karambol, pengelola jalan sebenarnya sudah tak bosan-bosannya memasang peringatan daerah rawan kecelakaan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun