Mohon tunggu...
Ikrom Zain
Ikrom Zain Mohon Tunggu... Tutor - Content writer - Teacher

Hanya seorang pribadi yang suka menulis | Tulisan lain bisa dibaca di www.ikromzain.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Dasar Negara, Antara Kewajiban Hafalan dan Implementasi Perbuatan

16 Oktober 2020   19:31 Diperbarui: 17 Oktober 2020   10:40 930
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Oh sulitnya menghafal Pancasila. - Tribunnews.com/kolase Facebook Irvan Basri


Walau berbeda, isi keduanya juga mirip dengan Pancasila berupa moral ketuhanan, hubungan antar warga negara, kesetiaan pada persatuan negara, dan menjaga keadilan sosial. 

Keduanya pun juga diajarkan sejak bangku sekolah dasar dan diucapkan selepas menyanyikan lagu kebangsaan saat upacara bendera. Yah, bisa dibilang sama dengan apa yang dilakukan oleh bangsa Indonesia.

Yang menarik, banyak orang dewasa tidak hafal dengan sempurna keduanya. Bahkan, menurut saya Rukun Negara Malaysia yang lebih ringkas pun banyak yang tidak hafal. 

Demikian pula National Pledge. Artinya apa? Artinya bahwa warga di dunia mana pun bisa jadi tidak hafal dasar negaranya meski saya yakin hampir semuanya akan hafal lagu kebangsaannya.


Akhirnya, saya pun semakin meyakini bahwa hafal Pancasila (dan dasar negara lainnya) adalah sebuah keutamaan. Namun, implementasi nyata dari pokok-pokok di dalamnya adalah kunci. Dulu, saat masih mengajar, saya malah tidak pernah mengetes siswa saya hafalan Pancasila. Walau seharusnya ada dalam penilaian, tetapi mereka saya beri pertanyaan mengenai masalah sehari-hari yang ada kaitannya dengan Pancasila.

Semisal, pada siswa laki-laki, saya sering bertanya bagaimana tanggapannya terhadap temannya yang suka mengolok siswa perempuan yang sering menjadi bahan perundungan? Apa yang akan kamu lakukan? Sudahkah kamu melakukan hal yang sesuai sila Pancasila? Jika belum, mengapa kamu belum melakukannya?

Bagi siswa perempuan, saya kerap bertanya, ada berapa geng (kelompok bermain) di kelas ini? Apakah kamu bergabung dengan anggota geng itu? Jika bergabung, maukah kamu berteman atau berkelompok dengan mereka yang tidak ikut satu geng denganmu?

Walau cara mengajar saya sedikit kontroversial, tetapi ini jauh lebih penting dibandingkan sekadar hafalan Pancasila. Secara otomatis, ketika ada tindakan mereka yang tidak sesuai, maka mereka akan langsung mengingat sila pancasila.

Lalu, bagaimana dengan Anda. Apakah  hafal Pancasila dalam berbagai kondisi?

Kalau saya malah kepo dengan Jepang. Apakah banyak warga di sana yang hafal dasar negaranya? Saya cukup salut dengan mereka yang tidak melabeli diri dengan ini itu tetapi kok ya patuh sama peraturan.

Sekian.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun