Mohon tunggu...
Ikrom Zain
Ikrom Zain Mohon Tunggu... Tutor - Content writer - Teacher

Hanya seorang pribadi yang suka menulis | Tulisan lain bisa dibaca di www.ikromzain.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Berkenalan Kapre, "Saudara Jauh" Genderuwo dari Filipina

10 Oktober 2020   19:01 Diperbarui: 10 Oktober 2020   19:05 920
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kapre. - Amino aps via deviantart.com

Dalam sebuah serial TV Filipina, ada cerita tentang salah satu anak yang berteman dengan makhluk gaib.

Makhluk tersebut bertubuh besar dan penuh dengan bulu. Ia tinggal di sebuah pohon tua yang dekat dengan rumahnya. Walau menyeramkan, makhluk ini ternyata sangat menyukai anak itu karena ia suka memberi cokelat. Mereka pun berteman hingga anggota keluarga anak itu yang lain mengetahuinya dan melarangnya dekat-dekat sang makhluk.

Makhluk tersebut adalah Kapre atau sering disebut sebagai Kaps oleh anak-anak Filipina. Ia adalah sosok mitologi berwujud manusia berbulu hitam dengan tinggi lebih dari 3 meter. Kapre sering diasosiasikan sebagai penunggu sebuah pohon besar terutama pohon tua. Jika melihat sekilas, maka kita akan teringat akan sosok yang tak asing dalam kehidupan masyarakat Indonesia. Apalagi kalau bukan genderuwo.

Kapre, Cafre, dan Kafir

Filipina adalah sebuah negara yang unik. Dengan pengaruh budaya barat yang amat dominan, nyatanya tradisi yang ada di dalamnya masihlah ada. Dan, kapre adalah wujud dominasi pengaruh barat dalam tradisi lokal masyarakat setempat.

Menurut beberapa sumber, kata Kapre sendiri berasal dari Bahasa Arab "kafir". Sebuah ungkapan yang sering diperdebatkan banyak orang untuk menyebut mereka yang bukan muslim. Nah, lantaran Spanyol pernah dikuasai muslim, maka kosakata ini pun muncul dan berubah menjadi "cafre". 

Dokumen pribadi
Dokumen pribadi
Namun, penjajah Spanyol tidak menggunakan kata cafre untuk menyebut mereka yang bukan muslim. Orang-orang muslim di Mindanao (Filipina Selatan) juga tidak menggunakan kata ini. Penyebutan ini justru digunakan bagi mereka yang memiliki kulit gelap atau masih memiliki kebudayaan primitif. Beberapa diantaranya adalah orang Afrika dan orang negrito lokal di Filipina. 

Lukisan yang memperlihatkan cafres merujuk pada budak dari Afrika. - Dok. Istimewa.
Lukisan yang memperlihatkan cafres merujuk pada budak dari Afrika. - Dok. Istimewa.
Penyebutan cafre sendiri semakin marak sejak banyaknya budak yang dibawa oleh Spanyol ke Filipina pada masa ekspansi pendudukan bangsa ini. Entah bagaimana selanjutnya, kemudian keberadaan makhluk halus yang tinggi dan penuh dengan rambut gelap kemudian disebut sebagai kapre sesuai dengan lidah masyarakat setempat yang tidak mengenal huruf "c".

Sebelum kata "kapre" digunakan, penduduk setempat menyebutnya dengan nama berbeda. Mulai dari ungo, talahiang, buso, dan pugot. Diantara sekian penyebutan tersebut, Pugot adalah yang sering disebut dalam berbagai sumber sejarah. Makhluk ini dikenal oleh masyarakan Ilocos yang berada di Pulau Luzon.

Habitat Kapre berada di Pohon

Sama seperti Genderuwo, Kapre juga tinggal di pepohonan. Beberapa pohon yang sering digunakan sebagai habitat Kapre antara lain akasia, mangga, dan bamboo. Yah hampir sama juga dengan genderuwo yang juga senang tinggal di pohon besar seperti asem, rambutan, dan jambu. Kakek saya dulu pernah diganggu genderuwo yang hinggap di pohon belimbing. Bedanya, kapre akan menampakkan diri dengan tanda berupa asap rokok karena penduduk Filipina percaya bahwa makhluk halus ini adalah perokok aktif.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun