Ketika kita apatis politik, maka bisa jadi orang-orang yang tidak kompeten di bidangnya yang akan menjalankan segala kebijakan publik. Ujung-ujungnya, kita sebagai rakyat biasa pun akan menerima getahnya. Terlebih, jika tak ada saluran yang bisa menampung aspirasi kita, maka kita pun gigit jari.
Untuk itulah, setiap gelaran pemilu legislatif, saya selalu mencari sosok yang kemungkinan bisa menampung aspirasi saya. Kalau mereka punya media sosial seperti Instagram misalnya, maka akan saya DM dan saya beri beberapa pertanyaan. Yah itung-itung ngetes apakah mereka benar-benar bisa bekerja.
Saya biasanya mulai dengan perkenalan diri dan kemudian memberi mereka pertanyaan. Tidak terlalu sulit, yang dekat dengan kehidupan sehari-hari seperti masalah fasilitas umum dan lain sebagainya.
Ada yang membalas dan ada pula yang tidak. Bahkan, ada pula yang menawarkan saya menjadi juru kampanye mereka begitu mereka tahu saya gemar menulis.
Untunglah, mereka cukup mengerti dengan sikap kritis yang saya gunakan dan tidak sekadar menerima begitu saja program yang mereka tawarkan. Bahkan, hingga sekarang masih ada beberapa calon anggota legislatif yang gagal tetap menjalin komunikasi dengan saya karena mereka ada misi sosial sendiri.
Mengenal lebih dekat dengan calon pemimpin seperti ini juga bisa menjadi salah satu sikap melek politik yang bisa dilakukan. Terlebih, kini sudah ada banyak media yang bisa digunakan untuk mengulik lebih jauh.
Dalam kaitannya dengan partai politik, saya pun juga tetap menjalin komunikasi dengan partai yang saya pilih dulu. Walau partai tersebut tidak memiliki perwakilan di DPR Pusat, tetapi untungnya masih ada 1 wakil di DPRD Kota tempat saya tinggal.
Partai tersebut juga membuka keran seluas-luasnya bagi masyarakat yang akan menyampaikan aspirasinya lewat aplikasi. Bahkan, nomor WA sang anggota dewan pun juga bisa diakses oleh masyarakat seperti saya.
Kadang, kalau ada kebijakan publik di kota saya yang tidak tepat, saya menghubungi beliau. Walau sering bukan menjadi ranahnya karena beliau duduk di komisi berbeda, tetapi beliau biasanya meneruskannya kepada anggota lain yang menangani masalah tersebut.
Yah walau kadang tidak sampai tuntas juga tetapi paling tidak masih ada harapan untuk memperbaiki kebijakan publik yang kurang baik.