Mohon tunggu...
Ikrom Zain
Ikrom Zain Mohon Tunggu... Tutor - Content writer - Teacher

Hanya seorang pribadi yang suka menulis | Tulisan lain bisa dibaca di www.ikromzain.com

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Melatih Sikap Kritis dengan Porsi Tepat Sedari Dini

24 September 2020   06:46 Diperbarui: 24 September 2020   16:55 252
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi anak belajar (source: Shutterstock via KOMPAS.com)

Akan ada selalu banyak pertanyaan yang timbul dari diri kita dalam kehidupan sehari-hari.

Itulah yang kerap saya tekankan pada murid-murid saya di kelas dulu, terutama sebelum memulai pelajaran. Waktu literasi yang hanya beberapa menit memang menjadi salah satu momen bagi saya untuk menggali pertanyaan kritis dari mereka.

Sebagai guru yang mencoba tidak hanya menggunakan waktu ini sebagai pengguguran kewajiban saja, saya selalu berusaha untuk menggali potensi kritis dari murid-murid saya.

Tidak hanya saat waktu literasi saja, tetapi saat pelajaran berlangsung, dorongan agar mereka bertanya pun coba saya lakukan. Saya senang ada beberapa diantara mereka yang hampir selalu bertanya dan menggali apa yang sebenarnya terjadi dari sebuah fenomena.

Saya senang di balik waktu singkat mereka dalam membaca, masih ada saja pertanyaan unik nan menarik yang timbul.

Misalkan, saat saya membahas politik apatheid di Afrika Selatan dan memajang gambar kursi yang hanya bisa diduduki oleh orang kulit putih, dengan segera sebuah pertanyaan pun muncul.

Apa yang akan terjadi jika ada orang kulit hitam duduk di kursi tersebut? Apa yang akan dilakukan oleh orang kulit putih? Apakah orang kulit hitam tidak memiliki kursi sendiri?

Tentu, jawaban yang saya berikan tidak akan mungkin bisa memuaskan mereka. Meski demikian, itulah tujuan saya ketika mencoba menggali rasa kritis murid-murid saya di sekolah. Lantaran, ada beberapa diantara mereka yang masih mencari informasi lebih lanjut mengenai bahan diskusi yang sudah saya bahasa sebelumnya.

Saya selalu memegang prinsip bahwa pendidikan untuk bisa kritis sedari dini memang penting. Sebagai manusia yang dibekali akal oleh Tuhan, pertanyaan Mengapa akan sering muncul dalam benak kita. Sungguh sayang jika kemampuan ini tidak digunakan sebaik-baiknya.

Saya juga sedih ketika ada seorang anak bersama orang tuanya yang ada di tempat umum bertanya banyak hal tetapi disuruh diam dengan bentakan. =

Terlebih, jika sang anak yang semula sangat antusias melihat apa yang ada di sekelilingnya tiba-tiba menjadi murung karena bentakan itu. Tampak nyata bahwa orang tuanya melarang dirinya untuk berpikir kritis.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun