Mohon tunggu...
Ikrom Zain
Ikrom Zain Mohon Tunggu... Tutor - Content writer - Teacher

Hanya seorang pribadi yang suka menulis | Tulisan lain bisa dibaca di www.ikromzain.com

Selanjutnya

Tutup

Financial Artikel Utama

Hidup Minimalis Tanpa Promo "Cashback" Dompet Digital

10 Januari 2020   16:25 Diperbarui: 11 Januari 2020   04:08 322
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi dompet digital| Sumber: Shutterstock via Kompas.com

Tahun 2019 bisa disebut sebagai tahun gila-gilaan acara bakar-bakar uang berbagai dompet digital. 
Tidak perlulah saya sebut dompet digital mana yang sering membakar uangnya. Mereka memberikan cashback dengan jumlah yang fantastis. Dari 30% bahkan hingga 100%. 

Tidak hanya dalam bentuk cashback poin, kembalian itu juga berupa saldo utama yang bisa dibelanjakan kembali. 

Alhasil, berbagai pengguna ponsel pintar pun juga berlomba-lomba menggunakan dompet digital ini. Bahkan, saya pernah menemukan satu keluarga yang terdiri dari 4 orang (ayah, ibu, dan 2 anaknya yang remaja) memakai akunnya masing-masing saat makan di sebuah restoran cepat saji agar mendapatkan cashback yang maksimal. 

Saya pun akhirnya terkena wabah tersebut. Saya juga ikut melihat promo apa saja yang diberikan dompet digital yang sedang naik daun. 

Saya pun juga ikut meng-upgrade akun dompet digital agar mendapatkan cashback yang maksimal. 

Saya bahkan rela naik bus butut menuju Kota Sleman untuk mendapatkan cashback ini lantaran tempat tinggal saya yang jauh dari peradaban. Intinya, saya menjadi pemuja cashback. 

Tidak boleh ada promo cashback yang terlewat. Tidak boleh pula ada dompet digital yang kosong. Paling tidak, saya mengisi saldo tiap akun dompet digital sebesar 200.000 rupiah. 

Bisa dibayangkan berapa perputaran uang yang terjadi? Itu belum fee menulis dari berbagai portal media yang saya dapat juga melalui dompet digital yang saya belanjakan.

Banyak orang yang belum pernah merasakan enaknya makan enak di restoran mahal. - Food detik.com
Banyak orang yang belum pernah merasakan enaknya makan enak di restoran mahal. - Food detik.com
Uang pun akhirnya berputar lagi. Terlebih, jika uang tersebut saya pindah ke rekening bank, selalu timbul pikiran untuk tidak melakukannya lantaran ada biaya admin yang harus ditanggung. Daripada dipindahkan kan lebih baik digunakan untuk membeli makanan di merchant tertentu? 

Pikiran itu memang ampuh untuk meninabobokan saya. Cashback demi cashback terus saya dapat. Saya belum sadar jika di balik manisnya cashback yang saya dapat tersimpan pula petaka yang tanpa disadari. 

Apalagi, uang yang semakin terkuras habis lantaran saya secara tidak sadar terus mengisi dompet digital dengan uang tunai untuk mengamankan masa promo cashback. 

Ini seperti candu yang tidak bisa dihentikan. Ini bagaikan jeratan maut yang tanpa disadari membuat keuangan saya semakin menipis. Bahkan, meski saya hitung banyak pemasukan di tahun 2019 lalu, pengeluaran pun tak kalah banyak.

Meski belum sampai -- dan jangan sampai terjadi -- besar pasak daripada tiang, saya tidak bisa menabung banyak pada tahun kemarin. 

Saya baru disadarkan ketika ponsel saya hilang yang membuat saldo dalam dompet digital ikut hangus. Promo dompet digital yang mulai hilang juga membuat saya semakin bangun dari tidur untuk menyudahi kegilaan ini. 

Memulai hidup minimalis tanpa banyak keinginan menggunakan promo cashback dompet digital. Menggunakan dompet digital secara wajar jika sangat dibutuhkan semisal untuk membeli tiket kereta api ataupun membayar ojek daring. 

Selain itu, dengan hidup minimalis menggunakan dompet digital, ada hal lain yang bisa dilakukan. Berbagi misalnya. Saat gila-gilaan promo cashback dulu, rasanya berbagi dengan dompet digital menjadi utopia belaka. 

Keinginan ini tertindih promo gila-gilaan yang membuat kalap mata. Dengan berhentinya promo tersebut, berbagai berita tentang donasi-donasi yang dibutuhkan pun bermunculan. Sekarang, dompet digital bisa digunakan untuk berderma. 

Menyudahi ikut dalam kegiatan promo ini juga menjadikan kita bisa mawas diri dan melihat kondisi sekitar. Kadang, kita hanya mengejar cashback sampai titik darah penghabisan. Tetapi, di luar itu, masih banyak orang yang kelaparan. 

Jangankan ikut di dalam promo ini, untuk makan dengan layak saja masih kesulitan. Hampir setiap hari memakan makanan enak dan mewah, meski dengan harga murah, rasanya kok saya naif sekali.

Makanya, untuk tahun ini, saya tidak muluk-muluk. Menghentikan kegilaan makan enak dengan dompet digital adalah cara hidup minimalis yang utama. 

Lantas, bagaimana dengan Anda? Sudah ingin bertekad hidup minimalis seperti apa tahun ini?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun