Mohon tunggu...
Ikrom Zain
Ikrom Zain Mohon Tunggu... Tutor - Content writer - Teacher

Hanya seorang pribadi yang suka menulis | Tulisan lain bisa dibaca di www.ikromzain.com

Selanjutnya

Tutup

Foodie Artikel Utama

Sate Komo Bu Zuhriah Kauman Malang yang Bikin Kangen

30 November 2019   08:20 Diperbarui: 30 November 2019   21:34 154
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sate Komo pedas manis. - Dokumen Pribadi

Sudah dua bulanan ini saya tidak pulang ke Malang. Rentang waktu tersebut membuat saya cukup kangen dengan kuliner khasnya. Selain bakso kecambah UM, salah satu jujugan kuliner yang membuat saya selalu kangen adalah kuliner Warung Nikmat Kauman.

Kuliner ini berada di Jalan Kauman Klojen Kota Malang. Berada tak jauh dari Alun-Alun Kota Malang, warung kecil yang menempati sebuah lahan yang tak jauh dari Kantor PCNU Kota Malang ini selalu ramai. 

Tak hanya dijejali pembeli saat hari libur, pada hari biasa pun warung ini tak pernah sepi.

Adalah Bu Zuhriah, pemilik dari warung ini yang menjadi ikon kuliner heritage di Kota Malang. Sejak tahun 1975, beliau telah berjualan di warung ini dengan berbagai macam masakan. Rawon dan soto menjadi andalan menu warung ini.

Saya sendiri mengenal warung ini sebenarnya sejak kecil. Saya kerap diajak ayah saya mampir makan siang saat menemani beliau berbelanja kain di Pasar Besar Malang. 

Kala itu, saya selalu tergoda dengan nikmatnya rawon yang begitu gurih. Ditambah dengan kerupuk udang yang menemani makanan ini, kenikmatan yang disajikan sungguh paripurna.

Saat mengajar, saya pun juga kerap datang ke warung ini ketika istirahat makan siang. Letaknya yang hanya sekitar 500 meter dari sekolah saya dulu membuat tak ada referensi warung lain yang bisa saya datangi. Apalagi, menu makanan di warung ini amat murah.

Satu porsi nasi rawon dan soto dijual dengan harga 10.000 rupiah saja. Tak hanya menjual nasi rawon dan soto, beberapa menu lain seperti nasi pecel, nasi bali telor, dan nasi sop pun dijual dengan harga di bawah 10.000 rupiah per porsi.

Suasana warung Bu Zuhriah. - Dokumen Pribadi
Suasana warung Bu Zuhriah. - Dokumen Pribadi
Mengingat saya menderita GERD, maka saya mulai jarang mengkonsumsi nasi rawon. Sebagai gantinya, saya memesan nasi sop ditemani sate sapi komo olahan dari warung ini. 

Ada dua jenis sate yang dijual oleh Bu Zuhriah. Kedua jenis sate tersebut adalah sate pedas dan asin.

Varian sate komo yang pedas menggunakan bumbu cabai merah sebagai bumbu dasarnya. Meski pedas, ada rasa sedikit manis yang terasa dari sate ini. Untuk varian sate asin, gurihnya santan kelapa menjadi inti dari rasanya.

Baik sate manis maupun asin sama-sama dijual dengan harga 10.000 rupiah. Keduanya juga menjadi favorit pembeli warung ini untuk dimakan di sana atau dibawa pulang. 

Kadang, jika saya datang terlalu siang, saya malah kehabisan kedua varian sate komo tersebut. 

Alasannya, banyak pembeli yang membungkus sate itu untuk dibawa pulang. Tak tanggung-tanggung, para pembeli bisa membawa pulang hingga 10 tusuk sate.

Sate komo asin. - Dokumen Pribadi
Sate komo asin. - Dokumen Pribadi
Kunjungan paling banyak biasanya berlangsung pada Minggu pagi. Pada waktu ini, ada dua event keagamaan yang dilakukan di sekitar warung Bu Zuhriah. 

Ada pengajian rutin yang diselenggarakan oleh jamaah Muslimat NU di Kantor PCNU. Kegiatan ini juga bersamaan dengan kebaktian di GKJW Malang Congregation Church. 

Jika dua kegiatan keagamaan ini rampung, maka dipastikan warung Bu Zuhriah penuh dengan mereka yang akan sarapan.

Warung pun penuh dan kadang Bu Zuhriah cukup kewalahan melayani pembeli. Meski demikian, adanya putra-putri beliau yang membantu melayani pembeli membuat makan di warung itu masih nikmat meski ramai. 

Beliau tetap ramah dan telaten melayani pembeli walau usianya sudah lebih dari 70 tahun.

Bu Zuhriah telaten melayani pembeli. - Dokumen Pribadi
Bu Zuhriah telaten melayani pembeli. - Dokumen Pribadi
Tak hanya diminati oleh para pembeli dari kalangan biasa, menu kuliner di warung ini juga disukai oleh kalangan pejabat, terutama tokoh-tokoh NU. Bahkan, Mantan Presiden ke-4 Abdurrahman Wahid juga kerap marung sate komo di sini.

Gorengan di sini juga enak. Dijual dengan harga 1.000 rupiah per buah. - Dokumen Pribadi
Gorengan di sini juga enak. Dijual dengan harga 1.000 rupiah per buah. - Dokumen Pribadi
Bisa jadi, kenikmatan dari sate komo ini disebabkan Bu Zuhriah yang pantang menggunakan daging beku sebagai bahan dasar sate. 

Beliau konsisten menggunakan daging segar agar tekstur sate komo bisa terjaga. Tetap empuk dan bumbu yang digunakan bisa meresap. 

Tak hanya itu, memakan hingga dua tusuk sate komo ini tidak terasa eneg. Makanya, saya selalu melihat beliau tetap mengiris sate di sepanjang hari sambil dibantu putrinya. 

Kadang, saya juga masih melihat putranya membakar sate luar warung yang membuat aroma kenikmatan sate komo ini semakin menggoda.

Proses pembakaran sate komo. - Dokpri
Proses pembakaran sate komo. - Dokpri
Dibalik nikmatnya cita rasa sate komo Bu Zuhriah, satu hal lagi yang saya suka adalah keikhlasannya dalam melayani pembeli. Pernah suatu ketika uang saya kurang saat saya makan. 

Memang ada uang pecahan 100.000 ribu yang saya miliki tetapi beliau tak memiliki uang kembalian. Jadi, beliau mempersilakan saya untuk membayar jika saya datang lagi ke sana.

Daging segar yang digunakan untuk sate komo membuat tekstur sate tetap empuk. - Dokumen pribadi
Daging segar yang digunakan untuk sate komo membuat tekstur sate tetap empuk. - Dokumen pribadi
Apapun itu, Warung Bu Zuhriah sudah menjadi ikon kuliner di Kota Malang. Letaknya boleh nylempit dan sempit. Tapi warung ini sudah terbukti merekatkan kerukunan umat beragama di Kauman Kota Malang.

Jika boleh meniru adagium dari sebuah iklan minuman kemasan, apapun agamanya, tetap sate komo Bu Zuhriah junjugannya.

Penasaran? Silakan datang ke Kota Malang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun