Mohon tunggu...
Ikrom Zain
Ikrom Zain Mohon Tunggu... Tutor - Content writer - Teacher

Hanya seorang pribadi yang suka menulis | Tulisan lain bisa dibaca di www.ikromzain.com

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Kala Mengoreksi Ujian Siswa Hanyalah Sebuah Fatamorgana

16 November 2019   08:53 Diperbarui: 16 November 2019   12:30 285
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Guru mengoreksi ujian siswa (Ilustrasi. - https://www.teflexpress.co.uk)

Salah satu penyebabnya, adanya beberapa wali murid yang datang ke kelas. Entah untuk menanyakan jadwal atapun berkonsultasi seputar putra-putri mereka.

Walau dikejar deadline yang menggebu-gebu, mengacuhkan mereka juga bukanlah tindakan yang pantas. Makanya, sebanyak apapun koreksian yang menumpuk di meja, jika ada wali murid yang datang, waktu dan tempat  pun sepenuhnya tercurah kepada mereka. Mendengarkan keluh kesah dan memberi saran seputar kondisi yang dialami putra-putri mereka.

Kadang, saking semangatnya diskusi yang terjadi, waktu sisa setelah siswa pulang sekolah pun habis untuk kegiatan ini. 

Saat jam menunjukkan sekitar pukul 3 sore, walau masih ada niatan untuk melanjutkan koreksian, akhirnya kegiatan inipun ditunda lagi entah sampai kapan. Bisa besok ataupun tertunda lagi jika ada kegiatan lain yang tiba-tiba saja datang.

Biar tidak tegang. (Dokumentasi pribadi)
Biar tidak tegang. (Dokumentasi pribadi)
Membawa koreksian pulang ke rumah sangat saya hindari. Selain bukan tipe saya untuk membawa pekerjaan ke rumah, saya juga pesimis pekerjaan itu juga saya selesaikan di rumah.

Mengingat, jika sudah berada di rumah, di pikiran saya hanya tinggal istirahat dan melakukan kegiatan lain. Ada guru yang bahkan berkelakar bahwa koreksian hanya bernasib dibawa dan ditenteng ke mana-mana tanpa ada keinginan untuk menyentuhnya.

Kadang, jika saya sudah benar-benar stuck untuk melakukan koreksi yang sudah harus dikerjakan, saya sampai pergi ke kafe. 

Bergabung dengan mahasiswa lain yang sedang mengerjakan skripsi, saya membawa beberapa paket soal ulangan siswa saya ke tempat itu. Sembari mendengarkan musik dan menikmati kudapan, rasanya aura yang ada sangat positif dan amat mendukung kegiatan koreksi. Walau, saya kerap dilihat aneh oleh pengunjung dengan tatapan bernada, "koreksi kok di kafe?"

Hal paling menggembirakan dalam kegiatan koreksi ini adalah jika ada mahasiswa/i Praktik Pengajaran Lapangan (PPL) yang magang di sekolah saya. 

Rasanya hati saya berbunga-bunga karena bisa memberdayakan mereka untuk kegiatan ini. Kadangkala, kegiatan koreksi ini malah digunakan oleh mereka untuk melakukan observasi pada kelas saya.

Sebaliknya, saya cukup menghindari melakukan koreksi dengan siswa saya sendiri. Jika terpaksa, mereka hanya membantu mengoreksi soal ulangan yang berbentuk pilihan ganda yang sudah pasti jawabannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun