Kami harus menghapus satu berita acara dan memasukkannya kembali secara manual. Dan, itu harus dilakukan di BPKAD. Tidak bisa mandiri. Kami harus menghadap BPKAD agar operator mereka bisa membatalkan berita acara yang sudah kami "submit".
Pernah suatu ketika, gegara satu buah penggaris plastik, kami harus ke BPKAD. Padahal, selisih laporan keuangan akibat kesalahan tersebut hanya sekitar 20.000 rupiah.Â
Berhubung jumlahnya tidak sama dengan RKAS, maka kami tidak bisa mencetak laporan keuangan Simbada yang akan kami serahkan dan menjadi syarat pencairan dana BOS triwulan berikutnya.
Kala menemui operator BPKAD, kami juga bertemu dari sekolah lain yang mengalami nasib serupa. Menghapus satu berita acara dan mengulangi memasukkan transaksi demi transkasi dari awal.
Makanya, kegiatan e-budgeting ini sebenarnya kegiatan panjang dan melelahkan. Meski demikian, kegiatan ini harus tetap dijalankan demi terciptanya sistem laporan keuangan yang transparan dan akuntabel.
Solusi yang Bisa Diambil
Satu-satunya solusi yang bisa diambil agar tidak terjadi kesalahan adalah memasukkan data secara berkala. Entah sebulan sekali atau tiga bulan sekali.
Waktu paling ideal adalah sebulan sekali yang beriringan dengan laporan BOS. Barulah pada akhir tahun akan bisa dilihat akumulasi transaksi yang sudah dilakukan. Jika ada kesalahan, hanya mungkin beberapa saja yang terjadi pada periode satu bulan.
Tak hanya itu, sekolah-sekolah juga harus mulai belajar untuk membeli barang sesuai SSH. Dengan membeli barang sesuai SSH, maka dana BOS yang didapat bisa digunakan sesuai peruntukan.
Jika ada sekolah yang bermain harga dalam membeli barang, maka dengan sendirinya akan diketahui penyimpangannya saat Simbada dikerjakan.
Peningkatan kualitas SDM bagi operator Simbada juga harus dilakukan berkala. Sebagai sistem baru, wajar jika terjadi kesalahan dalam pengoperasiannya.
Tak hanya itu, sebisa mungkin operator sekolah tidak berganti dalam kurun waktu pengerjaan Simbada. Jika terus berganti, maka operator baru kadang sulit menyesuaikan diri dan menghambat proses pengerjaannya meski itu tidak semua.