Mohon tunggu...
Ikrom Zain
Ikrom Zain Mohon Tunggu... Tutor - Content writer - Teacher

Hanya seorang pribadi yang suka menulis | Tulisan lain bisa dibaca di www.ikromzain.com

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Hoaks Taman Sememi Surabaya, Bukti Bahaya Kebohongan Dunia Maya Benar Adanya

10 Oktober 2019   09:28 Diperbarui: 10 Oktober 2019   09:30 737
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Penjelasan hoaks Taman Sememi. - https://turnbackhoax.id

Hari Sabtu kemarin bisa jadi menjadi hari paling tak bisa saya lupakan.

Bermula dari rencana keluarga besar yang akan hadir di acara pernikahan di Kota Pasuruan, saya harus bersusah payah untuk melawan hoaks yang nyata adanya. Apa hubungannya hoaks dengan acara pernikahan?

Tak lain keluarga besar saya yang tak rela jika pergi bersama dan sudah menyewa mobil hanya untuk pergi kondangan. Mereka juga berencana berjalan-jalan di Kota Surabaya karena akses tol yang cukup mudah. Nah sayangnya, tak banyak rekomendasi tempat wisata yang bisa didapatkan oleh para ibu-ibu di dalam keluarga saya -- ibu saya, buhde dan tante.

Mereka pun menghubungi saya untuk mendapatkan informasi wisata apa saja yang kira-kira bisa dijangkau di Surabaya saat sore hingga malam. Dengan semangat 45, saya memberikan Taman Gantung Jalan Tunjungan dan Gedung Siola-nya sebagai alternatif. 

Kalaupun tidak, saya tawarkan beberapa taman lain yang juga tak kalah indah, semisal Taman Sejarah dan Taman Prestasi. Kalau masih ingin berbelanja, Jembatan Merah Plaza ataupun DTC Wonokromo bisa saya rekomendasikan.

Semua berjalan lancar pada awalnya karena Taman Gantung Jalan Tunjungan -- yang video perjalanan saya pribadi sudah terunggah di YouTube -- menjadi patokan mereka jalan-jalan. Kalaupun terlalu malam, rombongan akan singgah sejenak ke Tunjungan Plaza sambil makan malam. Jadi, saya tak perlu khawatir mencarikan tempat lain mengingat saya tidak ikut serta bersama mereka.

Beberapa jam sebelum keberangkatan, tante saya menghubungi saya. Ia menanyakan tentang sebuah taman yang katanya jauh lebih indah dibandingkan Taman Gantung Jalan Tunjungan. 

Saya heran, apa ada taman baru karena setahu saya yang bagus ya Taman Gantung tadi dan beberapa taman lain. Kala saya mengecek di Google Map dan portal berita, ternyata taman yang dimaksud memang baru dibangun beberapa tahun lalu di sekitar Surabaya Barat.

Bekas dari sebuah lokalisasi, taman tersebut menempati area yang cukup luas dengan hamparan tanaman anggrek yang menjadi favorit Bu Risma. Beberapa spot berfoto seperti tempat duduk berhias anggrek dan pusat pembibitan anggrek terdapat di sana. Lalu, saya membandingkan dengan video yang dikirimkan oleh tante saya yang menggambarkan kondisi taman itu. Kok beda?

Di sana ada berbagai patung yang terbuat dari aneka tanaman. Beberapa diantaranya bisa bergerak-gerak bebas dan otomatis menggugah rasa penasaran siapapun yang pertama kali melihatnya. Saya lalu mencermati kembali video berdurasi sekitar 2 menit itu. Di awal video ternyata terdapat tulisan Dubai Miracle Garden.

Jari-jemari saya dengan cepat mencari tempat itu dan benar saja, taman yang dimaksud di video itu bukanlah Taman Sememi melainkan sebuah taman yang ada di Dubai. Bisa dikatakan, video itu adalah hoaks dan penuh dengan kebohongan. 

Terlebih, saat saya melihat lokasi Taman Sememi yang terjepit perkampungan padat penduduk dan pertokoan, rasanya tidak mungkin. Taman luas dengan hamparan bunga dan aneka wahana permainan bisa dibangun di sana. 

Kalaupun ada, sudah pasti taman itu menjadi viral dan banyak diberitakan di berbagai portal media. Pemberitaan Taman Sememi pun terbatas saat awal pembukaannya.


Kala saya memberikan informasi ini, dengan sedihnya kelurga saya tidak menerima. Narasi yang menyatakan bahwa taman itu seperti apa yang ada di video yang tersebar melalui WA-WA pun muncul. Alhasil, saya hanya bisa berharap semoga mereka tak terlalu kecewa jikalau apa yang mereka dapat jauh di bawah ekspektasi.

Permintaan maaf salah seorang penyebar video hoaks Taman Sememi. - Screenshoot pribadi
Permintaan maaf salah seorang penyebar video hoaks Taman Sememi. - Screenshoot pribadi
Hari-H pun berjalan. Dari penuturan sepupu saya, sopir yang membawa rombongan keluarga saya tidak bisa menemukan di manakah Taman Sememi. Saat saya diberi tahu oleh mereka, saya langsung melihat kembali lokasi taman ini di Google Map. Saya katakan bahwa taman ini berada di dalam gang di wilayah Benowo Surabaya. 

Ternyata, setelah dicek oleh mereka, mobil yang membawa rombongan itu tidak bisa masuk gang akibat semakin sempit. Mereka hanya berputar-putar di sekitar proyek culvet Sememi yang begitu macet. Fakta ini semakin meneguhkan bahwa video yang tersebar itu adalah hoaks.

Saya tahu mereka mengalami kekecewaan. Makanya, saya segera merekomendasikan Food Junction Grand Pakuwon sebagai ganti dari Taman Sememi. Untunglah semua berjalan dengan baik. Tempat rekreasi itu juga tak kalah indah dari narasi video hoaks yang beredar.

Dari kejadian ini, saya semakin yakin bahwa hoaks yang merajalela, terutama yang menyebar lewat WA ibu-ibu sangatlah berbahaya.  Narasi yang ada kerap memutarbalikkan fakta. Memang Surabaya sudah indah sekarang tetapi bukan berarti hal itu bisa menjadi alasan untuk menyebarkan hoaks.

Dalam wawancara yang dilakukan oleh Jawa Pos pada 3 Oktober 2019, Kepala Seksi Ruang Terbuka Hijau (RTH) Kota Surabaya, Rochim Yuliadi, membantah bahwa video yang beredar luas di masyarakat adalah Taman Sememi. Taman yang dimaksud ya seperti apa yang ada pada berbagai portal media terpercaya berupa kebun pembibitan angggrek dan beberapa spot foto.

Keluarga saya bermain di Food Junction Grand Pakuwon untuk mengobati kekecewaan. - Dokpri
Keluarga saya bermain di Food Junction Grand Pakuwon untuk mengobati kekecewaan. - Dokpri
Pengunggah video hoaks taman ini juga berasal dari ibu-ibu. Beberapa diantaranya telah meminta maaf atas apa yang mereka lakukan. Pun demian dengan pengunggah video hoaks ini di media YouTube. 

Setelah ia dikomentari negatif oleh netizen, ia berkilah hanya asal unggah saja. Padahal, unggahannya ini telah memakan korban keluarga saya dan beberapa orang lain yang sudah jauh-jauh datang akibat rasa penasaran dan informasi salah yang mereka.

Selain itu, dari kejadian ini menjadi pelajaran bahwa harus ada yang bisa mengingatkan dengan fakta yang ada jika suatu unggahan belum terbukti kebenarannya. 

Sayangnya, hal ini cukup sulit mengingat saya sendiri harus beradu argument dengan ibu-ibu yang notabene orang tua saya sendiri. Apapun itu, hindarilah membuat konten yang menyesatkan dan galilah potensi daerah, dengan segala kelebihan dan kekurangannya. 

Tanpa ada yang dlebih-lebihkan agar siapapun yang berkunjung tidak kecewa dan enggan untuk datang ke sana.

Sumber:

(1) (2) (3) 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun