Terlebih, saat saya melihat lokasi Taman Sememi yang terjepit perkampungan padat penduduk dan pertokoan, rasanya tidak mungkin. Taman luas dengan hamparan bunga dan aneka wahana permainan bisa dibangun di sana.Â
Kalaupun ada, sudah pasti taman itu menjadi viral dan banyak diberitakan di berbagai portal media. Pemberitaan Taman Sememi pun terbatas saat awal pembukaannya.
Kala saya memberikan informasi ini, dengan sedihnya kelurga saya tidak menerima. Narasi yang menyatakan bahwa taman itu seperti apa yang ada di video yang tersebar melalui WA-WA pun muncul. Alhasil, saya hanya bisa berharap semoga mereka tak terlalu kecewa jikalau apa yang mereka dapat jauh di bawah ekspektasi.
Ternyata, setelah dicek oleh mereka, mobil yang membawa rombongan itu tidak bisa masuk gang akibat semakin sempit. Mereka hanya berputar-putar di sekitar proyek culvet Sememi yang begitu macet. Fakta ini semakin meneguhkan bahwa video yang tersebar itu adalah hoaks.
Saya tahu mereka mengalami kekecewaan. Makanya, saya segera merekomendasikan Food Junction Grand Pakuwon sebagai ganti dari Taman Sememi. Untunglah semua berjalan dengan baik. Tempat rekreasi itu juga tak kalah indah dari narasi video hoaks yang beredar.
Dari kejadian ini, saya semakin yakin bahwa hoaks yang merajalela, terutama yang menyebar lewat WA ibu-ibu sangatlah berbahaya. Â Narasi yang ada kerap memutarbalikkan fakta. Memang Surabaya sudah indah sekarang tetapi bukan berarti hal itu bisa menjadi alasan untuk menyebarkan hoaks.
Dalam wawancara yang dilakukan oleh Jawa Pos pada 3 Oktober 2019, Kepala Seksi Ruang Terbuka Hijau (RTH) Kota Surabaya, Rochim Yuliadi, membantah bahwa video yang beredar luas di masyarakat adalah Taman Sememi. Taman yang dimaksud ya seperti apa yang ada pada berbagai portal media terpercaya berupa kebun pembibitan angggrek dan beberapa spot foto.
Setelah ia dikomentari negatif oleh netizen, ia berkilah hanya asal unggah saja. Padahal, unggahannya ini telah memakan korban keluarga saya dan beberapa orang lain yang sudah jauh-jauh datang akibat rasa penasaran dan informasi salah yang mereka.