Ada seorang rekan yang begitu menantikan karya saya. Beberapa detik saat saya melakukan vote cover, ia bahkan sudah memesan beberapa buah. Kaget, saya tanya mengapa ia kok mau membeli buku saya.Â
Padahal kan ini buku pertama saya yang masih dalam percobaan untuk karya saya selanjutnya. Rupanya, ia mengikuti tulisan-tulisan saya yang saya bagi di berbagai media sosial.
Uniknya, tak hanya membaca buku saya, ada pula yang sampai mencoba kereta lokal yang saya tulis di dalamnya. Mereka seakan mempraktikkan apa yang saya tulis dan cukup puas dengan pengalaman mereka.Â
Dan akhirnya, mereka pun menulis kembali perjalanan yang mereka lakukan, baik di media sosial maupun di blog pribadi. Inilah salah satu titik yang membuat saya gembira ketika tulisan saya bisa memberi sedikit dampak bagi beberapa orang.
Meski demikian, diskusi yang terjalin selepas mereka membaca buku saya merupakan pelecut semangat saya untuk bisa menjelajahi daerah lain dan menuliskannya dalam sebuah buku. Diskusi ini juga mengingatkan saya untuk terus membaca sebagai bekal untuk menulis.
Pada akhirnya, menulis buku tak hanya juga sebagai penambah portofolio, ajang prestisius semata, ataupun mencari untung. Lebih dari itu, ketika menulis buku, sesungguhnya saya sedang mencoba melakukan pertanggungjawaban atas apa yang saya jalani beberapa waktu sebelumnya.Â
Menulis buku juga menjadi ajang untuk mengajak orang sekitar untuk peduli dengan penyimpanan arsip-arsip kehidupan mereka, dalam hal ini ingatan akan sebuah peristiwa.
Walau kadang peristiwa itu terasa pahit tetapi bisa jadi membuat seseorang bisa belajar dari peristiwa tersebut. Untuk saya pribadi, saya mencoba konsisten menuliskan hal-hal yang getir dan pahit selama perjalanan agar saya bisa memetik hikmahnya.Â
Dan, lama-kelamaan, itu membuat saya terus ketagihan untuk menulis dan menulis. Menulis buku juga menjadi terapi dari segala peliknya kehidupan yang saya rasakan. Terapi yang ternyata jauh lebih ampuh dibandingkan menulis blog.
Itulah mengapa saya jarang menulis blog beberapa waktu terakhir. Semoga sebelum 2019 berakhir, buku solo kedua saya bisa terbit.