Mohon tunggu...
Ikrom Zain
Ikrom Zain Mohon Tunggu... Tutor - Content writer - Teacher

Hanya seorang pribadi yang suka menulis | Tulisan lain bisa dibaca di www.ikromzain.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Kemerdekaan Filipina dan Spirit Menulis dari Jose Rizal

12 Juni 2019   07:38 Diperbarui: 12 Juni 2019   20:02 417
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sedikit cerita mengenai Jose Rizal tadi memang telah banyak dikisahkan di berbagai buku, drama, maupun film. Namun, satu hal yang bisa ditarik kesimpulan dari kisah hidupnya adalah spirit menulis untuk kepentingan banyak orang. Jika dikaitkan dengan kegiatan menulis saat ini, terutama narablog, spirit itu perlahan mulai memudar.

Kamu menulis seperti itu dapat apa? Apa tidak takut kena UU ITE?

Sebuah pertanyaan datang kepada saya ketika beberapa waktu lalu saya cukup vokal menulis mengenai kasus korupsi, penyelewengan, dan berbagai pelanggaran yang dilakukan oleh oknum KS di sekolah tempat saya mengajar dulu. Saya tahu dan saya menyadari betul konsekuensi dari tindakan saya.

Sebelum saya menayangkan artikel tersebut, keraguan sempat terbersit dalam pikiran. Apa jadinya nasib saya kala tulisan ini banyak dibaca?

Lalu, saat saya mulai ragu, video penembakan yang dialami oleh Jose Rizal saya putar kembali. Puisi terakhir darinya yang berjudul Mi ltimo Adis" (Selamat Tinggalku yang Terakhir) saya baca lagi. 

Walau saya bukanlah pahlawan dan hanya remehan rengginang kecil, paling tidak, rasa lega setelah menulis apa yang harus saya tulis bisa saya dapat. Meski, pada suatu saat nanti, ada akibat yang harus saya tanggung.

Spirit inilah yang kiranya sulit untuk didapatkan akhir-akhir ini. Menulis sesuai realita di lapangan dan menunjukkan keberpihakan kepada kepentingan orang banyak. Menulis kemudian menjadi ajang untuk meraih dolar dan kesempatan emas untuk mengembangkan kehidupan.

Tidak salah memang karena tujuan menulis berbeda-beda. Namun, kembali menapaki spirit yang dibawa oleh Jos Rizal, bahwa menulis bukan untuk tujuan pribadi melainkan untuk orang banyak, rasanya spirit ini menjadi spirit tertinggi yang bisa didapat seorang penulis. Spirit rela berkorban melalui tulisan.

Ketika menulis dengan segala daya dan upaya dari realita yang ada, walau hasil yang dipetik bukanlah materi, bisa jadi apa yang didapat jauh lebih bermakna. Spirit inilah yang sulit didapatkan oleh banyak penulis. 

Saya tidak tahu, apa yang membuat spirit seperti ini begitu membuat semangat. Jika melihat apa yang dilakukan Jose Rizal, sebuah benang merah pun bisa terurai. Benang merah itu tak lain ungkapan bahwa tulisan lebih tajam daripada pedang.

Lewat tulisan, gerakan untuk menjadikan kehidupan lebih baik lagi pun muncul. Gerakan masif yang membuat keterbelakangan, ketidaktahuan, dan segala kegelapan bisa menjadi terang. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun