Mohon tunggu...
Ikrom Zain
Ikrom Zain Mohon Tunggu... Tutor - Content writer - Teacher

Hanya seorang pribadi yang suka menulis | Tulisan lain bisa dibaca di www.ikromzain.com

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih Artikel Utama

Belajar Legowo dari Kekalahan PSI

18 April 2019   08:38 Diperbarui: 18 April 2019   15:39 4587
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ketum PSI Grace Natalie mengakui kekalahan partainya. - Dokumentasi Tribunnews

Terlebih, beberapa tahun mendatang kepemimpinan negeri ini justru berada di tangan kami. Jika sekarang dan seterusnya apatis dan memberikan kesempatan bagi orang tak baik, apa jadinya negara ini?

Sulitnya berkampanye untuk PSI
Malangnya, beberapa waktu belakangan, ketika saya mulai bersimpati dengan PSI, partai ini semakin melakukan manuver yang menurut saya berbahaya. 

Semisal, secara frontal menyerang partai lain. Manuver berbahaya lainnya adalah masalah kampanye audio visual di televisi. Guyonan garing dan kampanye lagu dangdut tanpa isi bagi saya benar-benar blunder berbahaya.

Maka, ketika saya mencoba berkampanye secara samar, penolakanlah yang saya dapat. Padahal, saya sudah memberikan beberapa poin untuk mendukung PSI dengan syarat. 

Hanya memberi kesempatan satu kali untuk bisa duduk di Senayan. Di dalam kampanye yang saya narasikan, saya juga akan menjadi orang pertama yang akan menghujat dan meminta tanggung jawab partai ini jikalau nanti ada anggota atau partai ini sendiri keluar dari tujuan awalnya.

Saya memang tidak cinta buta pada partai. Namun, untuk sementara ini, saya belum melihat ada partai lain yang begitu masuk dalam standar penilaian saya selain PSI. Saya juga tidak memutuskan untuk golput atau memilih sekenanya.

Apa yang saya dapat?
Penolakan dan hujatan. Padahal, saya hanya berkampanye melalui story WA yang saya atur hanya orang terdekat terpilh saja. Saya belum memutuskan berkampanye secara terang-terangan. 

Baru beberapa jam sebelum masa tenang, saya hanya mengunggah status sedang melihat kampanye PSI yang segera dibalas optimisme dari beberapa teman yang mendukung partai ini.

Penolakan yang terjadi memang saya prediksi. Dari hasil beberapa survei, PSI adalah partai baru yang ditolak oleh masyarakat. 

Survei Kompas beberapa waktu lalu menunjukkan, resistensi PSI bahkan mencapai 5,6%. Jauh melebihi Perindo sebesar 1,5%, Berkarya 1,3 %, dan Garuda 0,9%. Elektabilitas partai ini juga disebut masih di bawah 2% dan sering diolok-olok sebagai partai nol koma.

Isu-isu frontal seperti anti poligami dan perda syariah menjadi alasan kuat. Beberapa rekan yang sangat tidak sepaham dengan PSI bahkan lebih baik ia memilih partai lain walau pernah ada kader yang korupsi asal tidak memilih PSI. Titik. Saya juga kerap diserang pro LGBT karena mendukung PSI.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun