Mohon tunggu...
Ikrom Zain
Ikrom Zain Mohon Tunggu... Tutor - Content writer - Teacher

Hanya seorang pribadi yang suka menulis | Tulisan lain bisa dibaca di www.ikromzain.com

Selanjutnya

Tutup

Financial

Sakuku Membuat Patungan Kado Pernikahan Jadi Mudah

30 November 2018   10:04 Diperbarui: 6 Desember 2018   19:44 387
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi.- INFOPERBANKAN.COM

Jadi pria itu sering kali saya diribetkan masalah pembayaran.

Lebih tepatnya, malas ribet. Kalau kaum wanita masih bisa mengeluarkan dompet dalam waktu yang lama, tidak demikian dengan kaum pria. Mempertontonkan dompet di depan umum seperti saat pembayaran di sebuah kasir minimarket rasanya bukanlah sesuatu yang dianggap "lelaki". Dompet pun seakan hal yang harus disembunyikan. Pun, dengan isi dompet yang seakan hanya saya dan Tuhan yang tahu. Mendisplai beberapa lembar uang ratusan ribu yang bisa dilihat oleh khalayak umum, baik petugas kasir maupun pengunjung lain juga menjadi aib tersendiri.

Tak hanya merasa ribet dengan uang tunai yang begitu banyak di dompet, saya merasa tidak terlalu bisa mengorganisasi isi dompet dengan baik. Kala selembar uang ratusan ribu bertukar dengan barang yang saya beli dan beberapa lembar kembalian, saat itu pula saya akan sekenanya memasukkannya ke dalam dompet. Entah bagaimana wujudnya, bagaimana saya menatanya, itu urusan nanti. Yang penting, uang segera masuk dan dompet saya bisa kembali ke saku.

Alhasil, saya pun beberapa kali mendapat kesialan. Uang sobek, terjatuh, atau lupa belum saya masukkan, hingga kepingan logam merusak kartu-kartu penting di dalam dompet saya yang penuh. SIM saya pernah tergores uang logam yang tak sengaja masuk di bagian penyimpanan kartu pribadi!

Tak hanya uang, dompet saya juga penuh dengan nota belanja hingga bukti transfer kepada rekanan. Saat saya lupa membersihkan secara berkala sampah-sampah transaksi itu, dompet saya jadi penuh. Seorang rekan bahkan menggoda saya dengan berkelakar bahwa dompet saya seperti Tempat Penampungan Sampah Sementara (TPS). Penuh dengan sampah tapi tak ada uang yang berarti. Hak jleb!

Memang, saat ini kita dimudahkan dengan adanya pembayaran nontunai. Kartu ATM seakan sakti untuk melakukan berbagai transaksi nontunai. Tinggal gesek di mesin EDC, semua barang yang ingin kita beli akan bisa kita dapatkan dengan mudah. Walau mudah, kalau tak secara berkala mengecek saldo di dalam rekening malah membuat kita lupa diri. Tak hanya itu, sering kali mesin EDC yang dimiliki oleh toko merupakan bank yang berbeda dengan kartu ATM yang kita punya. Jadi, ya ada biaya transaksi yang harus kita bayar.

Nah, saya jadi berpikir. Bagaimana ya, kalau ada suatu alat pembayaran yang praktis, aman, namun tak membuat kantong jebol karena kita tak bisa mengontrol. Apa ada?

Pertanyaan ini segera terjawab berkat adanya 'Sakuku'. Ya, 'Sakuku' adalah uang elektronik yang diluncurkan oleh BCA. Uang elektronik ini ternyata memiliki segudang manfaat. Saya sendiri baru mengenalnya dari seorang rekan yang berkeinginan memberikan kado kepada rekan kami sekelas yang menikah. Biasanya, kami selalu kesulitan untuk menyamakan persepsi rekening mana yang menjadi pemersatu dari uang-uang untuk membeli kado tersebut. Jadi, kami sering berbeda pendapat lantaran tak ada yang ikhlas untuk membayar biaya transaksi dari transfer uang yang kami lakukan. Hingga satu teman kami tiba-tiba memiliki ide agar kami semua mengunduh aplikasi 'Sakuku' di ponsel kami masing-masing.

Tapi, saya kan tidak punya rekening BCA . Bagaimana saya bisa melakukannya?

Tenang. Begitu kata teman saya. Dengan semangat membara, ia menjelaskan kami tak perlu menjadi nasabah BCA untuk bertransaksi di 'Sakuku'. Ini adalah salah satu layanan dari BCA Mobile yang bisa diandalkan. Kami hanya perlu ke kantor BCA terdekat dan mengaktifkan layanan 'Sakuku Plus'. Prosesnya pun sangat mudah dan cepat. Kalau saldo 'Sakuku' sudah terisi, maka saya bisa menggunakan berbagai jenis transaksi di dalamnya. Termasuk, layanan split bill atau berbagi tagihan kepada teman.

Layanan inilah yang membuat saya kepincut dengan 'Sakuku'. Ketika teman saya yang menjadi bandar tadi akan membeli hadiah TV untuk pernikahan teman di toko online, maka biaya pembeliannya bisa dibagi kepada kami berlima. Layanan ini bisa digunakan hingga sejumlah sembilan orang. Hanya perlu mengisi daftar siapa saja yang harus ikut patungan di daftar kontak, kado pernikahan pun bisa dibayarkan oleh seluruh peserta patungan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun