Mohon tunggu...
Ikrom Zain
Ikrom Zain Mohon Tunggu... Tutor - Content writer - Teacher

Hanya seorang pribadi yang suka menulis | Tulisan lain bisa dibaca di www.ikromzain.com

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Catatan Guru Milenial, Media Sosial, dan Citra Sang Guru

25 November 2018   03:00 Diperbarui: 25 November 2018   09:53 1169
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sebagai guru milenial, tantangan yang menghadapinya kian banyak. - Dokumen Pribadi.

Dan malangnya, ketika tak satupun murid bisa tertib, maka sang guru akan mencari cara agar muridnya bisa tenang kembali. Termasuk memukul meja, papan tulis, bahkan memukul murid yang sudah dianggap keterlaluan. Teriakan keras untuk diam pun kerap terdengar. Meski, jika diruntut lebih lanjut tentu semuanya ada sebab dan akibatnya.

Tak hanya dekat di dunia nyata, seringkali kedekatan antara guru milenial dengan para muridnya berlanjut ke dunia maya. Walau tak menjurus kepada hal-hal yang tidak diinginkan, kedekatan tersebut juga bisa menjadi masalah tersendiri di dalam kegiatan pembelajaran.

Bukan rahasia umum, murid-murid sekarang telah memiliki akun jejaring sosial. Dan mereka banyak yang menjadi teman atau mengikuti sang guru. Segala aktivitas sang guru, baik di dalam sekolah maupun di luar sekolah akan menjadi konsumsi publik. Murid-murid akan tahu tindak-tanduk sang guru.

Mereka akan tahu kapan sang guru memili jadwal nge-mall, touring ke luar kota, pergi ke salon, nongkrong di kafe, hingga sederet aktivitas lainnya. Omongan, gunjingan, dan segala hal lain yang mengikuti akan muncul.

Kala dulu saat saya sekolah sang guru benar-benar menjadi sosok misterius dan sangat disegani ketika di kelas, sosok itu perlahan kini milai menyusut. Bergeser menjadi seperti publik figur yang privasinya tak bisa terlindungi lagi.

Aktivitas guru milenial di luar sekolah sebaiknya tidak diketahui dan menjadi konsumsi siswa. - Dokumen pribadi
Aktivitas guru milenial di luar sekolah sebaiknya tidak diketahui dan menjadi konsumsi siswa. - Dokumen pribadi
Itulah alasan saya kenapa langsung memblokir akun-akun jejaring sosial milik murid-murid saya dan mengunci akun Instagram serta Twitter saya. Sembari, saya membuat akun media sosial abal-abal untuk memantau aktivitas mereka yang saya anggap mencurigakan dan harus diketahui oleh orang tuanya.

Kunci itu baru saya buka setelah resign dan tak lagi mengajar. Saya sadar, banyak sekali foto-foto pribadi yang menurut saya "tak pantas" jika diketahui oleh murid-murid saya. Terdengar munafik memang, tapi saya harus melakukannya daripada citra dan kredibilitas saya dipertaruhkan. Apalagi, kalau pada suatu ketika ada murid saya bisa berceloteh, "Wah, Pak Ikrom habis bertengkar dengan pacarnya, ya!"

Sungguh, sesuatu yang sangat tidak pantas disandang sebagai seorang guru. Bagaimanapun, hingga sekarang sosok guru masih dianggap sebagai saint, sosok suci yang jauh dari dosa dan sifat buruk. Meski, namanya saja manusia ya ada saja kelemahannya.

Beberapa kali, sang Kepala Sekolah dalam rapat guru kerap mengingatkan bagi para guru, terutama guru milenial agar tetap menjaga privasi, tata kelakuan, dan media sosial yang dimilikinya dari jangkauan anak-anak. Meski, bukan berarti tak boleh ada kedekatan antara guru dan murid. Yang penting, kedekatan tersebut masih bersifat wajar.

Selain mengenai kedekatan antara guru dan murid, satu hal lagi yang perlu menjadi catatan guru milenial adalah masalah kedisipinan dan cara mengajar. Sebagai milenial, tentu bukan hal yang asing lagi jika mereka tidak terlalu tahan dengan aturan yang mengikat. Saya pun juga mengalaminya.

Jadwal mengajar yang padat dan aneka tugas yang mengiringinya sempat membuat stres. Ditambah, jika jadwal supervisi dari Kepala Sekolah yang akan masuk ke kelas dan melihat saya mengajar telah datang, rasanya hati ingin segera merasakan liburan semester.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun