Mohon tunggu...
ikrom gemilang
ikrom gemilang Mohon Tunggu... Administrasi - PRIA Penyuka Sate

bukan siapa siapa

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih

Buat Apa Marah ke SBY?

9 Mei 2019   14:55 Diperbarui: 9 Mei 2019   15:23 208
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pagi-pagi sekali saya mendapatkan pesan singkat lewat aplikasi WhatsApp. Isinya kurang lebih berisikan partai Demokrat tengah diserang oleh dua kubu. Tak hanya dari kubu 01, sekarang malah dianggap sebagai pengkianat kubu 02, Prabowo-Sandi.

Lagi-lagi rupanya sudah "ramai" di media sosial. Bentuk serangannya berupa umpatan dan penghinaan yang ditujukan ke sang ketua umum, Susilo Bambang Yudhoyono.

Awal ramainya serangan bermula dari salah satu akun anomali alias tidak dikenal alias palsu. Akun itu bernama @Iriene Viena. Foto profil seorang wanita menggunakan kaos tanpa lengan berwarna putih. Akun ini disebut-sebut dikendalikan oleh seorang narapidana bernama Raden Nuh. Sebenarnya siapa sosok Raden Nuh tersebut?

Jika kita cari artikel sekaligus fotonya di internet sangat banyak ulasannya. Salah satunya, dia merupakan bos dari akun anomaly @Triomacan. Akun politik yang selalu nyinyir menyerang politisi melalui medsos miliknya.

Serangan bertubi ke partai berlambang mercy tersebut semakin jadi setelah beberapa hari yang lalu Komandan Kogasma Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) memenuhi undangan Pak Jokowi untuk bertemu di Istana, ditambah lagi dengan penyataan salah satu kader Demokrat yang mengatakan istilah "setan gundul". Disinilah awal mula keramaian netizen menyerang SBY, AHY, dan Demokrat.

Tahun politik di 2019 ini saya akui sangat panas berhembus. Delapan bulan sebelum kampanye dan sehari setelah pemilu semakin deras hembusan panas politik yang seolah-olah ada peran masing-masing pihak menggunakan strategi adu domba sesama koalisi.

Kita akui bersama. Di pemilu 2019 ini merupakan pemilu yang sangat special bagi pesta demokrasi tanah air. Apa sebab? Karena sangat berbeda dengan pemilu-pemilu sebelumnya, suhu politik pemilu kali ini cukup "panas".  Bahkan sangat panas. Selain terbagi hanya menjadi 2 kubu (dan ini sudah berlangsung dari pemilu 2014).

Dan, baru kali ini dalam sejarah pemilu di Indonesia pemilu dilakukan serentak (Pemilu presiden, legislative, DPD, DPRD).

Tak heran, jika masyarakat tanah air cukup lebih kritis dalam memilih dan menetapkan pilihan suara di pemilu lalu.  Dan seolah-olah, pengkotak-kotakan ini sudah terasa sejak kontestan pemilu presiden 2014. Ya, dimana para kandidat  memunculkan Politik Identitas yang cukup kuat, isu PKI dan HTI pun tidak bisa dihindari, belum lagi isu terkait etnis yang bermunculan.

Sayang beribu sayang rasanya jika koalasi yang sudah dibuat oleh Prabowo-Sandi menjadi kendur karena satu atau dua orang yang benci terhadap partai SBY tersebut. Karena pada prinsipnya, sang ketua umum menurut saya pribadi sangat lah baik. Yaitu tidak ingin bangsa kita terpecah belah seperti negara lain yang berujung perang saudara karena kepentingan politik.

Marilah bung! Kembali kita bersatu tanpa ada rasa benci dan dendam. Terutama di bulan suci Ramadan. Pemilu sudah usai, saat nya kita kembali saling rangkul demi persatuan Indonesia. Siapa pun presidennya harus kita hormati.

 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun