Mohon tunggu...
Mohamad Ikrom Arasid
Mohamad Ikrom Arasid Mohon Tunggu... Wiraswasta - Akademisi

Sang Petualang: Dunia Simulasi IG: kk_ikrom

Selanjutnya

Tutup

Money

Sistem Ekonomi Politik Baru Abad 21

15 Maret 2019   20:41 Diperbarui: 16 Maret 2019   18:29 512
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
http://www.digination.id/read/01923/penetrasi-internet-di-indonesia-masih-berjalan-timpang

Abad 21 mungkin abad transisi zaman atau klimaks revolusi industri yang pernah terjadi pada negara-negara maju sehingga mempengaruhi eksistensi negara dunia ketiga. Modernitas teknologi semakin maju. Revolusi industri 4.0 dalam 21 lessons bahwa tidaklah lain awal mula dari perkembangan infotek dan biotek. Manusia memposisikan diri sebagai Tuhan; dalam penciptaan genetic robotic. Sebagaimana dalam realitanya, contoh kecil ketika operator portal gardu tol semakin tersisih dan tergantikan oleh otomatisasi, hanya dengan menggesakan kartu, maka tanpa operator penekan tombol angkat, portal dengan sendirinya terbuka.

Kemudian, digital telah mempolarisasi sistem ekonomi, hampir dari setiap individu hari ini memiliki ponsel genggam yang di dalamnya terdapat e commerce atau platform digital sejenis lainnya. Ketika pelaku ekonomi kecil gagal pengetahuan teknologi, sudah barang tentu akan menjadi hambatan atau mungkin menggiring para pelanggan nya beralih pada ruang e commerce. Pun urbanisasi mindset terhadap regenerasi, bahwa tidak dapat di pungkiri ketika para petani atau pedagang kaki Lima memiliki harapan bahwa "Saya menyekolahkan anak saya, agar tidak seperti saya" sehingga dengan demikian semakin mengembung buruh produksi.

Mengutip pada tulisan LIPI (2013), bahwa Indonesia pada tahun 2020-2030 akan berada pada kondisi the windows of opportunity atau jendela kesempatan adalah kondisi dimana jumlah penduduk yang berusia produktif (15-64 tahun) meningkat sedangkan jumlah usia yang tidak produktif (0-14 tahun dan 64+) menurun. Tidak terbayangkan jika pada transisi zaman ini secara bersamaan bahwa peran manusia semakin berkurang akan tetapi jumlah manusia produktif akan semakin meningkat. Dalam menyikapi problematika tersebut, ada baiknya pemerintah, politisi, serta pemangku kepentingan, duduk seksama merumuskan kebijakan guna rencana jangka panjang. Sistem ekonomi politik baru dengan beragam pendekatan mulai public choice atau rasional choice mungkin lebih tepat dalam merumuskan kebijakan di era kekinian.

Disela sesaknya digital dan urbanisasi mindset, terdapat ruang nafas pada sektor agraria (pertanian, perkebunan). Manusia bisa saja menciptakan sistem otomatisasi, digital ataupun robot tapi manusia tidak bisa menciptakan hasil bumi seperti padi walau pada kenyataannya bahwa hari ini telah ada hydroponic. Bukan hanya pertanian, perkebunan, pembentukan produk melalui struktur tanah atau bumi secara langsung, mungkin akan menjadi peluang hari ini, dan akan banyak diminati hari esok ataupun lusa. Pun demikian, digitalisasi tidak hanya memiliki dampak negatif akan tetapi ada dampak positifnya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun